KAMIS
Bacaan Pertama : Am. 7:10-17
Bacaan Injil : Mat. 9:1-8
Keselamatan sesungguhnya bukan hanya terjadi karena buah dari kesalehan pribadi tetapi juga buah dari kesalehan sesama. Penginjil Matius hari ini menegaskan akan hal itu. Matius mengisahkan mengenai kesembuhan yang dialami oleh si lumpuh itu terjadi semata-mata bukan karena imannya melainkan terjadi karena berkat iman dari orang-orang terdekatnya. Satu inisiatif spontan yang diperlihatkan oleh rekan-rekannya ketika mereka mengetahui bahwa Yesus Sang Tabib ada di kota mereka. Rekan-rekan dari si lumpuh sesungguhnya sangat mengharapkan satu kehidupan baru yang harus dialami oleh teman mereka yakni kesembuhan. Mereka menginginkan agar si lumpuh juga dapat merasakan satu kehidupan yang layak, satu situasi hidup yang menyenangkan yakni hidup normal seperti manusia kebanyakan.
Keprihatinan dan rasa kepedulian di antara mereka sangat tinggi. Mereka semua berjuang dengan memberi seluruh kemampuan demi kesembuhan si lumpuh. Dengan demikian, nyatalah bahwa iman tidak hanya berdaya guna untuk keselamatan pribadi melainkan berdaya guna untuk keselamatan orang lain. Iman seperti inilah yang sangat diharapkan oleh Yesus agar kita hidupi dan tumbuh kembangkan dalam keseharian hidup kita. Orang-orang yang membawa si lumpuh kepada Yesus untuk disembuhkan mengajarkan kepada kita betapa tingginya nilai sebuah persahabatan, penerimaan, pengampunan dan lebih dari semua itu ialah soal iman yang solider. Secara tersembunyi, Yesus sesungguhnya ingin mengatakan bahwa iman yang solider itulah yang sebenarnya telah menyembuhkan si lumpuh. Penghayatan iman secara pribadi sangat dianjurkan dan diharapkan tetapi harus wujudnyatakan dalam tindakan dan perbuatan. Iman tanpa perbuatan adalah mati, sebab itu harus dinyatakan lewat kesaksian hidup.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, berilah kami kekuatan untuk tetap beriman kepada-Mu dan mampu mewujudnyatakan iman kami dengan tindakan kasih kepada sesama. Amin.