top of page

Rendah Hati dan Terbuka


SELASA

Pekan Biasa XIV

Bacaan Pertama : Hos. 8:4-7,11-13

Bacaan Injil : Mat. 9:32-38


Kisah seorang bisu disembuhkan Yesus tidak luput dari dakwaan. Dakwaan ini muncul dari pihak orang-orang Farisi. Di mata orang-orang Farisi, Yesus bersekutu dengan setan. Sangat jelas bahwa dengan persekutuan ini, kuasa penyembuhan yang ada pada Yesus tersebut berasal dari setan. Dengan demikian, kuasa yang diterima Yesus dari Allah Bapa di Surga tidak mendapat tempat dalam hati dan pikiran orang-orang Farisi.

Yesus adalah Putra Tunggal Allah. Sebagai Putra Tunggal Allah, Yesus telah mengalami Allah sebagai Allah yang membebaskan, menginginkan hal-hal baik, memberi hidup, dan menumpas segala kejahatan. Karena itu, Yesus diutus untuk menghadirkan kuasa Allah ke tengah dunia. Kuasa Allah berbeda dengan kuasa manusia. Kuasa Allah adalah kuasa penuh kasih. Dan kuasa Allah itu sungguh menyembuhkan, menyelamatkan, dan memberi hidup bagi setiap orang.

Allah yang tak terbatas telah ada dan berkarya di dunia yang terbatas. Masihkah kita mendakwa Yesus seperti orang-orang Farisi? Ada sebuah pembelajaran penting bagi kita. Pilihan untuk bersikap hati-hati dan kritis terhadap orang lain memang penting. Namun, kerendahan hati dan keterbukaan diri sangat dibutuhkan untuk memandang orang lain secara tepat. Oleh karena Allah yang kita imani selalu menginginkan hal-hal yang baik, maka kita yang beriman kepadaNya perlu memandang orang lain tanpa iri hati, merasa terancam, dengki, dan niat penolakan.


DOA

Allah Tritunggal Mahakudus, tanamkanlah sikap rendah hati dan terbuka dalam diri kami untuk dapat memandang orang lain secara tepat. Amin.



7 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page