top of page

Siapakah kita, Gandum atau Ilalang?


SABTU

Pekan Biasa XVI

Bacaan Pertama : Yer. 7:1-11

Bacaan Injil : Mat. 13:24-30


Bacaan Injil hari ini kembali memperlihatkan kepada kita, bagaimana cara pendekatan yang dibuat oleh Yesus untuk menyampaikan pesan kepada orang banyak. Pesan yang disampaikan oleh Yesus melalui perumpamaan-perumpamaan adalah pesan yang isinya tentang kehidupan bersama. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus, juga berisi tentang sindirin kepada orang-orang yang hidupnya selalu menjadi benalu bagi orang lain. Kita melihat dengan jelas melalui perumpamaan tentang ‘lalang di antara gandum.’ Lalang pada masa Yesus adalah sejenis ruput liar yang menganggu, yang terdapat di Palestina dan Siria, dan biasnya tumbuh di tengah-tengah tuaian jelai dan gandum. Lalang dan gandum tumbuh dengan akar yang saling melilit, sehingga mencabut yang satu, yang lain pun akan ikut tercabut.Perumpamaan tentang lalang dan gandum sebenarnya adalah cara Yesus mengajak kita untuk introspeksi diri, kira-kira kita sekalian ada diposisi yang mana, gandum atau lalang. Realitas kehidupan dewasa ini, menempatkan manusia pada dua sisi yaitu sisi baik dan sisi yang buruk. Sisi yang baik artinya, orang yang kehadirannya dapat menjadi motivasi bagi orang lain. Dia mampu menunjukan sikap dan perilaku yang positif bagi orang lain. Sudahkahkita menjadi seperti gandum, dimana kehadiran kita mampu membawa hawa positif bagi orang lain? Di dalam keluaga misalnya, apakah sebagai orang tua, kita sudah benar-benar menunjukan rasa sayang dan cinta, melalui sikap dan tindakan kita sehari-hari? Lalang dalam realitas dewasa ini adalah orang-orang yang memiliki sikap tidak percaya, acuh tak acuh, cemburu, iri hati dan sombong. Sikap-sikap inilah yang kemudian menjadi benih yang menciptakan kehidupan yang tidak harmonis. Apakah kehadiran kita bagi orang lain adalah seperti ilalang? Kalau memang benih itu ada, maka marilah kita sama-sama berjuang untuk menghilangkannya. Dengan demikian, maka kehidupan bersama yang kita rajut, adalah sebuah bentuk kehidupan yang dilandasi oleh kasih dan cinta. [Frt. Sintus Bria SVD]


DOA

Allah Tritunggal Mahakudus, mampuhkanlah kami untuk selalu hidup sesuai dengan rencana-Mu sebab kami yakin dan percaya Engkaulah satu-satunya penolong yang paling setia. Amin.




161 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page