JUMAT
Pekan Biasa XXII
Bacaan Pertama : 1Kor. 4:1-5
Bacaan Injil : Luk. 5:33-39
Dapatkah sahabat-sahabat mempelai berpuasa sedang mempelai itu berada bersama mereka? Pertanyaan kepada orang-orang Farisi sebenarnya mau mengajarkan mereka untuk memahami hakikat atau inti dari kewajiban seseorang menjalankan puasa. Puasa yang dipertanyakan oleh orang farisi adalah baik adanya, yakni sebagai sebuah kebaktian agama yang harus dijalakan, tetapi tidak mutlak perlu dan harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi. Yesus menganggap perlu untuk lebih penting mewartakan Kerajaan Allah yang memiliki nilai-nilai cinta kasih daripada hanya sekedar menjalankan tradisi puasa. Pada waktunya, puasa itu perlu dan sejauh dibutuhkan. Selain itu, Yesus menggambarkan dualisme baru dan lama. Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru; serta ketika menambal kain yang lama orang tak perlu menggunakan kain yang masih baru, agar kain yang masih baru tidak terkoyak dengan kain yang lama.
Tradisi-tradisi lama yang melekat erat dalam hidup kita adalah baik adanya. Segala bentuk adat-istiadat yang ada dalam masyrakat memiliki nilai-nilai luhur yang mampu membantu kehidupan manusia; tetapi yang menjadi persoalan adalah kadang-kadang tradisi itu menjadi senjata untuk mencederai kehidupan manusia. Yesus sendiri sebagai sosok pembawa anggur baru. Anggur baru yang ditekankan oleh Yesus adalah cinta kepada Tuhan serta alam ciptaan lainnya. Anggur baru atau misi baru yang dibawakan oleh Yesus ini sebenarnya inti dari semua aturan dan tradisi yang melekat dalam kehidupan masyarakat yakni: mencintai Tuhan dan sesama ciptaan. Oleh karena itu, salah satu pokok penting yang mesti diperhatikan oleh kita adalah ketika menjalankan tradisi atau adat-istiadat dalam hidup, kita perlu memperhatikan aspek kemanusiaan. [Frt. Nelson Sogen SVD]
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, bantulah kami menghidupi cinta yang telah Engkau tanamkan dalam diri kami agar kami lebih memperhatikan dengan sungguh Sabda Cinta Kasih-Mu kepada kami. Amin.