RABU
Hari Biasa Pekan II Paskah
Peringatan Wajib St. Stanislaus, Usk.Mrt
Bacaan Pertama : Kis. 5:17-26
Bacaan Injil : Yoh. 3:16-21
Hari ini Gereja Katolik memperingati St. Stanislaus, seorang Uskup dan martir Polandia. Ia dibunuh oleh Boleslaus, raja Kerajaan Polandia yang cakap tetapi sombong dan cabul. Sang Raja sering melakukan perbuatan tidak terpuji karena nafsu kuasanya. Ia menikahi secara paksa istri salah seorang prajuritnya. Stanislaus sendiri datang ke istana, menegurnya dan kemudian mengekskomunikasikannya.. Tidak puas akan tindakan Stanislaus, Boleslaus menangkap dan kemudian membunuhnya.
Umat Katolik percaya bahwa Allah yang diimani adalah Allah yang penuh kasih, Allah yang peduli. Wujud kasih dan kepedulian-Nya diperlihatkan dalam teks injil hari ini. Pertama, Allah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal kepada dunia. Barangsiapa percaya kepada-Nya akan memperoleh keselamatan. Kedua, Anak Manusia datang bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan. Dunia penuh dengan dosa. Allah datang bukan untuk menghancurkan dunia melainkan mencari yang hilang dan menyelamatkannya. Hal itu berarti ada pengampunan dan hanya mereka yang percaya yang dapat memperolehnya. Ketiga, Allah menciptakan manusia dan memberikan kebebasan, bukan ketaatan buta. Dengan kehendak bebasnya ini manusia menentukan apa saja untuk perjalanan hidupnya. Pilihannya inilah yang menentukan keselamatannya sendiri di samping kita meyakini bahwa keselamatan adalah pemberian cuma-cuma dari Tuhan.
Dalam hidup sehari-hari, pilihan pribadi menentukan masa depan seseorang. Sebagai maluk yang bebas, kita menetukan pilihan kita sendiri. Dengan demikian dalam diri kita ada potensi untuk menjadi baik (terang) dan potensi untuk menjadi jahat (gelap). Menjadi baik atau jahat tidak hanya menyangkut diri kita sendiri tetapi juga orang-orang lain. Kisah hidup St. Stanislaus dapat dijadikan sebagai salah satu contoh tentang konsep terang dan gelap. St. Stanislaus merupakan simbol dari terang karena Ia lebih memilih untuk berani mengatakan tentang kebenaran, sementara Raja Boleslaus mewakili dunia kepalsuan dan kejahatan.
Kita dihadapkan dengan banyak pilihan hidup. Jika kita memilih menjadi terang, maka kita hendaknya menjadi seperti ‘terang’ itu terus bersinar dalam kegelapan (bdk.Mat.5:14-16). Kita juga harus membiarkan rahmat Tuhan bekerja dalam seluruh perjuangan hidup kita agar tetap kuat dan setia. Kita berjuang demi kebenaran bahkan ketika harus berhadapan dengan institusi yang cenderung menyalahgunakan kekuasaannya demi kepentingan pribadi/kelompoknya saja sambil mengabaikan kaum kecil yang menderita.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, kami bersyukur atas rahmat-Mu yang terus bekerja dalam seluruh perjuangan hidup kami. Semoga dengan bantuan doa St. Stanislaus, kami dimampukan untuk memilih yang baik dan tegas menolak yang jahat. Amin.