JUMAT
Hari Biasa Pekan II Paskah
Bacaan Pertama : Kis. 5:34-42 Bacaan Injil : Yoh. 6:1-15
Murid-murid Yesus kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa ketika berhadapan dengan orang banyak. Mereka tentu cemas memikirkan nasib banyak orang yang mungkin tidak makan selama beberapa waktu. Alasan kecemasan mereka cukup berdasar sebab mereka tidak memiliki banyak uang untuk membeli makanan untuk beribu-ribu orang, selain itu tempat untuk membeli makanan juga jauh dari situ. Di tengah kebingungan itu, mereka mendapat sebuah pertanyaan yang menggugah dari Yesus yakni: Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan? (Yoh. 6:5). Secara sepintas pertanyaan ini memang sungguh memancing reaksi murid-muridnya untuk lebih berpikir keras mengenai apa yang harus mereka berikan kepada orang banyak. Kreativitas mereka sangat dibutuhkan untuk mampu memecahkan masalah.
Tuhan memberikan kita berbagai macam talenta dan memberi kita otak/pikiran untuk berpikir bagaimana menggunakan atau mengembangkan talenta itu. Pengalaman Filipus dan Andreas dalam Injil hari ini sebenarnya memberikan gambaran sederhana bahwa kita juga harus berpikir untuk memecahkan masalah dan mengandalkan Tuhan dalam memecahkan masalah itu. Ketika kita berada di dalam kesulitan, kita harus berani untuk keluar dan berjuang menemukan jawaban atas persoalan itu. Tuhan pasti membantu kita. Ada berbagai banyak persoalan yang ada di sekitar kita, dan Tuhan senantiasa bertanya di mana kita harus membeli roti? Atau bagaimana kita harus membantu mereka? Begitu banyak orang yang perlu kita bantu. Tuhan senantiasa mengetuk hati kita dengan sebuah pertanyaaan yang menggugah hati nurani kita yakni: bagaimana kita harus membantu mereka?
Tuhan sudah mengetuk pintu hati kita untuk senantisa memperhatikan sesama kita yang terluka, bagi sesama kita yang tidak memiliki apa-apa, bagi para korban kekerasan, para penderita HIV/AIDS dan orang-orang kecil. Bagaimana reaksi kita, apakah kita berpaling dari sapaan Tuhan tersebut, atau berjuang mencari jalan keluar untuk mengatasi segala persoalan hidup? Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjuang sendirian tetapi Dia senantiasa menemani kita.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, semoga semakin hari, kami semakin peka akan bisikan-Mu untuk senantiasa memperhatikan sesama kami yang menderita. Amin.