SENIN
Bacaan Pertama : Am. 2:6-10,13-16
Bacaan Injil : Mat. 8:18-22
Perikop Matius menampilkan seorang ahli Taurat dan seorang yang sudah menjadi murid Yesus yang mempertanyakan perihal mengikut Yesus? Sikap dasar apa yang sesungguhnya dalam mengikuti Yesus? Pertanyaan ini, barangkali menantang dan menggugat serentak menyadarkan semua orang untuk melihat secara intensif, motivasi utama yang mendorongnya untuk mengikuti-Nya. Berhadapan dengan kedua tipe manusia tersebut, jawaban Yesus: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, sedangkan Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala-Nya”, hendak memberikan sebuah pemahaman baru bahwa mengikut Yesus berarti sama dengan menjadi hidup dalam kebenaran dan kasih yang lahir dari kesadaran diri untuk mengenal-Nya secara mendalam.
Di samping itu, jawaban Yesus dapat juga dimengerti begini; bahwa Ia tidak memiliki apa-apa. Sebab, Ia adalah pengembara, yang menempuh jalan hidup dengan penuh tantangan di dunia, Ia akan mengalami penderitaan, ditolak bahkan diperangi banyak orang. Konsekuensinya, menjadi pengikut Yesus akan mengalami hidup yang sama, yakni menderita dan diperangi oleh dunia. Oleh karena itu, siapa saja yang mengikuti-Nya harus berani dan siap menjadi pelayan bagi banyak orang. Ia harus giat bekerja, melakukan kebenaran dan kasih lewat perkataan, perbuatan dan kesaksian hidup. Mengikut Yesus haruslah lahir dari motivasi yang murni dari dalam hati, bukan karena tekanan dan paksaan dari luar. Karena itu, sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk menghayati suatu cara hidup Kristiani yang mengedepankan kasih dan kebenaran sebagai pijakan. Apakah kita sungguh mengikuti Yesus?
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, jadikanlah kami pengikuti-Mu yang setia, yang tidak mudah jatuh dalam godaan duniawi. Buatlah kami sadar akan kebesaran dan keluhuran tugas dan panggilan hidup bersama-Mu. Pakailah kami sesuai rencana dan kehendak-Mu yang Kudus. Amin