SABTU
Bacaan Pertama : Am. 9:11-15
Bacaan Injil : Mat. 9:14-17
Saat kita kehilangan orang-orang yang sangat berarti dalam hidup atau saat kita ditinggal pergi oleh seseorang atau mengalami problem dalam rumah tangga tentu pikiran kita kacau dan bahkan bisa frustasi yang mengakibatkan rasa putus asa dalam diri. Kita bahkan merasa tidak berdaya lagi atau tidak memiliki arti lagi dalam hidup kalau tanpa dia atau mereka. Namun, pernahkan kita sungguh-sungguh merasa tidak berdaya atau tidak berarti kalau kita kehilangan Tuhan? Pernahkan kita menyadari bahwa Tuhan adalah segala-galanya? Penginjil hari ini, mengajak kita untuk sama-sama merenungkan dan menyadari bahwa ada saat dimana kita hidup tanpa Tuhan. Ada begitu banyak hal yang menyebabkan bahwa kita kehilangan Tuhan.
Suasana hati akan terasa legah apabila seseorang yang sungguh-sungguh kita butuhkan hadir atau ada kembali bersama kita ketimbang Tuhan sendiri. Kebanyakan dari kita tidak merasa galau atau pun frustasi sedikitpun bila kehilangan Tuhan dalam keseharian hidup. Kehilangan Tuhan bisa jadi disebabkan oleh karena pikiran dan perasaan kita yang gundah dan kacau. Pikiran dan perasaan hidup itulah yang sebetulnya menentukan antusiasme kita untuk mempertahankan Tuhan agar tidak “dicuri” entah oleh seseorang atau sesuatu. Karena itu hendaknya kita perlu menjadi hakim atas diri sendiri untuk selalu bertanya, “Apakah pola hidup, pikiran dan perasaan pribadiku, keluargaku dan komunitasku mengarah kepada upaya untuk selalu ada bersama Tuhan ataukah justru lebih mengarah kepada hidup tanpa Tuhan?” Sebab waktu selalu berputar, zaman selalu berganti dan situasi dunia tidak menentu lagi sehingga “baju” kita mudah lapuk dan “kantong anggur” kita juga mudah koyak. Mari kita selalu berjuang untuk mempertahankan Tuhan agar sekali lagi kita tidak merasa kehilangan karena Tuhan telah “dicuri” oleh seseorang atau sesuatu.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, kuatkanlah iman kami agar kami selalu menaruh harapan pada-Mu sebagai sumber kekuatan hidup kami. Amin.