KAMIS
Pekan Biasa XXII
Bacaan Pertama : 1Kor. 3:18-23
Bacaan Injil : Luk. 5:1-11
Kisah di Pantai Danau Genesaret menjadi sebuah kisah awal perjumpaan antara Yesus dengan para nelayan kampung. Nelayan-nelayan yang hari-hari hidupnya sibuk menangkap ikan untuk memenuhi kebuhan hidup mereka mengalami satu titik balik yang radikal ketika mereka berjumpa dengan Yesus. Perjumpaan itu membuat mereka rela meninggalkan jala mereka, meninggalkan perahu mereka serta orang-orang yang ada di sekitar mereka. Mereka meninggalkan semuanya untuk mengikuti Yesus. Ajakan Yesus untuk menjadi penjala manusia adalah ajakan ilahi yang menggerakkan seluruh rasa dan raga untuk segera berlangkah dan mengikuti jejak-Nya. Simon dan kawan-kawannya tanpa ada keberatan meninggalkan semuanya, dan dengan rela hati untuk mengikuti Yesus, walaupun ajakan yang ditawarkan oleh Yesus mengandung sebuah kebingungan, yakni harus menjadi penjala manusia?
Simon dan kawan-kawannya dengan berani meninggalkan segala sesuatu yang melekat dalam diri mereka dan menjadi pengiktu Tuhan yang setia. Mereka beralih dari pekerjaan mereka sebagai penjala ikan menjadi penjala manusia. Artinya, ada titik balik yang mereka alami. Dari jala yang digunakan untuk menangkap ikan, ke sebuah bentuk jala baru yang harus mereka gunakan untuk menangkap manusia. Mereka harus berlayar bersama Yesus untuk pergi ke kampung-kampung, ke desa-desa, dan ke kota-kota untuk menebarkan sebanyak mungkin jala yang berisi tentang firman cinta kasih dan keselamatan dari Tuhan agar manusia dapat memperoleh keselamatan.
Mari kita meneladani Simon dan kawan-kawannya, yang dengan rela hati meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus. Kita belajar untuk menjala manusia-manusia yang ada di sekitar kita dengan segala bentuk kesaksian hidup yang kita tawarkan serta mau mengajak sebanyak mungkin orang untuk berbuat baik. Menjadi penjala di tengah zaman ini memang cukup sulit, namun kita harus berani meninggalkan segala sesuatu yang mengikat diri kita seperti egosime, sukuisme serta sikap-sikap yang menghambat karya pewartaan kita. Allah pasti bergembira apabila kita dengan rela hati menjadi penjala manusia.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, biarlah jala yang ada pada kami boleh kami gunakan untuk menebarkan benih kebaikan-Mu kepada sesama yang kami jumpai hari ini. Amin.