top of page

Maria Berdiri Di Kaki Salib


SABTU

Pekan Biasa XXIII

Pw SP Maria Berdukacita

Bacaan Pertama : 1Kor. 15:1-11; atau

Ibr. 5: 7-9

Bacaan Injil : Yoh. 19:25-27


Maria berdiri teguh di Kaki Salib, air matanya tumpah menganak sungai. Derita yang mendera Putra-Nya juga turut serta memaku dirinya untuk tetap tegar bersama Putra-Nya yang tergantung pada salib. Kedukaan Maria ini memang sudah diramalkan oleh Simeon, Sang Penjaga Bait Suci sejak Yesus diurapi di Bait Allah; bahwa Sebila pedang akan menembusi Jiwanya sendiri. Duka yang dialami Maria memang sangat mendalam. Dia harus menyaksikan Putra-Nya menderita untuk menebus dosa manusia. Di Kaki Salib juga, Maria menerima tugas baru sebagai Ibu yang harus diembannya yakni sebagai Ibu Gereja. Tugas ini diberikan oleh Tuhan sendiri. Dalam duka yang mendalam, juga lara yang tak terbendung, Maria masih rela menerima tugas sebagai ibu segenap bangsa.

Maria telah menunjukan kepada kita, bagaimana harus berani menghadapi duka yang akan menghimpit kita. Bunda Maria tak layu dalam duka, melainkan tegar menerima kisah duka yang menerjangnya. Apakah kita mampu? Apakah kita mampu tegar mengghadapi sebuah kenyataan pahit dalam sebuah kisah duka dalam hidup kita, atau berbalik mempersalahkan Tuhan dan mengutuk Tuhan bahwa seolah Tuhan tidak ada dan tidak memperhatikan kita? Seperti Maria, hati kita juga setia dan tegar untuk berdiri teguh dalam iman yang takwa kepada Tuhan sang pemilik Kehidupan. Menjadi orang yang kuat dalam menghadapi penderitaan dan duka yang menghimpit adalah sebuah perjuangan. Karena itu, kita berani memberikan diri kepada kehendak Tuhan dan membiarkan kuasa Tuhan yang mengatur diri kita.


DOA

Allah Tritunggal Mahakudus, kuatkan hati kami dalam menghadapi segala duka yang akan menghimpit kami. Amin.



68 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page