KAMIS
Pekan Biasa XXX
[Hari Raya Semua Orang Kudus]
Bacaan Pertama : Why. 7:2-4,9-14
Bacaan Kedua : 1 Yoh. 3:1-3
Bacaan Injil : Matius 5: 1-12
Pada hari ini, Gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Gereja menyadari bahwa begitu banyak orang yang membaktikan diri mereka untuk keselamatan banyak orang dan untuk perkembangan Gereja. Orang-orang ini layak disebut sebagai Orang-Orang Kudus karena mereka telah membasu diri mereka dengan darah Anak Domba dan menyangkal diri dengan memikul salib sendiri dan juga salib orang-orang yang mereka layani. Mereka adalah orang-orang yang disebut oleh Sabda Bahagia sebagai orang-orang yang berbahagia. Mereka berbahagia karena mampu memberikan hidup dan diri mereka sesuai dengan perintah Injil. Mereka tidak mementingkan diri dengan harta kekayaan, tidak bernapsu untuk berkuasa atas orang lain, melainkan selalu berjuang untuk hidup miskin, rendah hati dan menaruh harapan kepada Allah yang adalah satu-satunya sumber kehidupan.
Injil hari ini memberikan pokok-pokok kebahagiaan bagi kita sebagai seorang pengikut Kristus. Satu kata yang sering muncul adalah “Berbahagialah”. Kebahagiaan yang ada dalam Injil adalah kebahagiaan yang diperoleh ketika orang mampu memikul salibnya. Matius mencatat ada sembilan hal yang menjadi prinsip dasar untuk memperoleh kebahagiaan, yaitu ketika orang berani untuk miskin, ketika orang berduka, ketika orang yang memiliki hati yang lemah lembut, ketika orang lapar, ketika orang murah hati, ketika orang yang memiliki kesucian hati, ketika orang menjadi pembawa damai, ketika orang dianiaya karena kebenaran, dan ketika orang yang dicelah dan difitnah karena Yesus. Sabda bahagia yang diucapkan oleh Yesus ini, sebenarnya memberikan kepada kita sebuah tantangan untuk mengaplikasikan Sabda Bahagia tersebut dalam hidup kita setiap hari. Apakah kita berani untuk hidup miskin? Apakah kita mampu tersenyum ketika kita mengalami kedukaan? Apakah kita mampu memperoleh kelembutan hati? Apakah kita mampu untuk lapar? Apakah kita mampu untuk murah hati? Apakah hati kita suci? Apakah kita mampu dianiaya karena kebenaran? Apakah kita mampu menjadi pembawa damai? Dan apakah kita mampu dianiaya dan dicela karena nama Yesus? Semuanya bisa kita lakukan apabila kita mampu mendekatkan diri kepada Allah dan berani untuk memikul salib kita dan berani menyangkal diri. Tidak ada manusia yang terlahir sebagai orang kudus. Orang menjadi kudus karena perbuatan-perbuatan nyata yang dilakukannya dalam kehidupan setiap hari. Kita semua diajak untuk berjuang menjadi orang-orang yang baik di hadapan Allah seperti para orang kudus yang kita rayakan hari ini.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, jadikanlah kami orang-orang yang mampu mencintai salib kehidupan kami dalam mengikuti Dikau. Amin.