SENIN
Pekan Adven III
Bacaan I : Kejadian 49:2,8-10
Bacaan Injil : Matius 1:1-17
Bangsa Yahudi setelah pembuangan ke Babel sangat menjaga silsilah keturunan mereka. Mereka berusaha mencatat siapa ayah mereka dan seterusnya hingga ditelusuri ke anak-anak Yakub. Bagi mereka silsilah sangat penting karena mereka harus tahu apakah mereka benar-benar keturunan Yakub atau tidak. Nama baik, jasa dan pengabdian menjadi semacam tolok ukur kebanggaan mereka. Itulah mengapa Matius memulai tulisannya dengan silsilah Yesus Kristus secara rinci tanpa menghilangkan satu nama pun. Lalu apa yang dapat kita pelajari dari silsilah Yesus Kristus ini? Walaupun budaya di negara kita berbeda dengan budaya bangsa Yahudi, tetapi satu hal yang harus kita pahami, yaitu kita pun harus berusaha menjaga silsilah kita dan generasi di bawah kita dengan sebaik-baiknya. Apa maksudnya tetap menjaga silsilah itu? Tentu demi generasi kedepan silsilah tersebut menjadi kebanggaan, karena nama baik, jasa, kedudukan nenek moyangnya waktu itu. Matius mencatat beberapa nama perempuan yang kehidupan moralnya kurang baik dalam daftar keturunan Yesus tentu dengan tujuan agar kita pun secara jujur menulis sejarah hidup kita tanpa memanipulasinya.Namun perlu diingat bahwa kadang dalam kehidupan dewasa ini orang memanipulasi data, kisah sejarah hanya untuk meraup keuntungan demi kepentingannya sendiri. Rekayasa data untuk mendapatkan bantuan yang lebih banyak, memanipulasi data dan administrasi untuk kenaikan pangkat atau golongan dan sebagainya. Inilah dunia kita saat ini. Melalui bacaan Injil hari ini kita diajak untuk bersikap jujur dan terbuka mengakui diri kita apa adanya, tanpa harus memakai topeng dalam panggung kehidupan ini. Harta yang paling berharga adalah menjaga nama baik kita dengan kejujuran bukan mencari nama atau popularitas dengan memanipulasi. Sudahkah kita berjuang demi nama baik dalam hidup ini?
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, mampukanlah kami untuk bisa menampilkan diri kami apa adanya dalam usaha dan kerja kami setiap hari. Amin