top of page

Menjadi Setia Karena Yesus


SELASA

Hari BIasa dalam Oktaf Natal

Bacaan I : I Yoh, 4:7-10

Bacaan Injil : Markus 6:34-44


Sabda Tuhan dapat membangun kehidupan secara efektif, manakala Sabda itu tidak sekadar dibibir saja. Sabda Tuhan tentu efektif bila terpatri di dalam hati, menguasai pikiran dan perasaan dan mewujudkan diri dalam tingkah laku dan tindakan sehari-hari. Sabda Tuhan mesti mewujud dalam tindakan kasih. Alangkah indahnya ketika dalam cinta, Sabda itu mewujudkan diri dalam realitas kehidupan. Yohanes dalam suratnya yang pertama menegaskan: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Perbuatan kasih itu nampak dalam peristiwa Yesus memberi makan 5000 orang. Mereka yang mendapat makanan dari mukjizat itu adalah bukti Allah yang ramah, Allah yang penuh kasih, Allah yang merangkul, dan Allah yang peduli. Mereka berbondong-bondong mengikuti Yesus karena mereka melihat Yesus sebagai sosok penuh kasih dan dapat merangkul mereka. Yesus adalah jawaban kerinduan akan kasih Allah bagi umat manusia. Rasul Yohenes dalam suratnya menegaskan:”Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.” Mereka yang berkumpul di sekitar Yesus dan mendengar sabda ini, tentu adalah orang-orang lapar, muka makan, dan suka makan. Mengapa? Sesudah Yesus memberi makan 5000 orang, orang-orang tersebut terus mengikuti Yesus tetapi dengan motivasi yang berbeda. Mereka ingin mengikuti Yesus, bukan karena percaya bahwa Yesus adalah Mesias, tetapi karena Yesus mampu memberi mereka makan. Yesus ingin memurnikan motivasi mereka. Mereka yang mengikuti Yesus sebetulnya percaya bahwa yang mereka kejar semestinya bukan karena makanan fana tapi karena dirinya sebagai roti hidup yang memberi hidup kekal.Yesus adalah roti. Tubuh dan daranya adalah makanan dan minuman sebagai santapan manusia. Saya yakin, kita yang sedang berziarah di dunia ini sedang lapar, sedang haus. Yesus menawarkan dirinya sebagai santapan sebagai pemuas rasa lapar dan dahaga dalam perziarahan kita di dunia ini. Tidak cukup makan nasi uduk. Tidak pas kalau cuma kunyah ubi-pisang-jagung bakar, dkk. Kita mesti butuh Yesus sebagai makanan terbaik sebagai penyempurna perjalanan kita. Kalau warung padang menyajikan masakan padang yang pedas nan enak, warung dengan suguhan bakso telur yang lezat, atau gerobak-gerobak dengan aneka gorengan yang gurih, sebetulnya Gereja, kapela, gua-gua maria, tempat-tempat doa, rumah-rumah yang mengadakan doa Rosario, dll adalah warung dengan santapan khas Yesus Kristus. Saya kira itulah warung-warung gratis, yang menawarkan jaminan hidup kekal karena yang disantap adalah Tuhan sendiri.


DOA

Allah Tritunggal Mahakudus,semoga kami mengikuti Yesus dengan bebas tanpa menginginkan kepuasan diri kami semata, melainkan dengan iman mengikuti Dia Sang Penyelamat dan Raja Damai.




10 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page