SENIN
Pekan Biasa II
(Peringatan Wajib St. Agnes)
Bacaan I : Ibr. 5:1-10
Bacaan Injil : Markus 2:18-22
Bacaan injil yang barusan kita dengar mengisahkan tentang perihal berpuasa. Dalam bacaan ini, penginjil Markus menarasikan secara dramatis jawaban Yesus atas pertanyaan mengapa murid-muridNya tidak berpuasa. Yesus menjawab mereka dengan membuat pengandaian bahwa, tidak mungkin tamu-tamu berpuasa pada saat mempelai laki-laki ada bersama mereka. Puasa merupakan salah satu cara untuk membuat persekutuan diri semakin dekan dengan Tuhan. Sebab akan menjadi sia-sia jika seseorang menyibukkan diri dalam berbagai aktivitas rohani, tetapi motivasinya hanya agar terlihat rohani.Penggunaan kata ‘mempelai’ ini hendak menjelaskan relasi antara Allah dengan bangsa Israel. Relasi tersebut menyata dalam hubungan mesra antara Yesus Putra Allah dengan murid-muridNya dan kita umatNya. Relasi sebagai mempelai ini memampukan para murid untuk selalu bersikap solider dengan cara setia mengikuti Yesus baik sebagai sahabat maupun sebagai seorang guru. Dengan demikian sikap solider ini menjadi alasan murid-murid Yesus tidak berpuasa pada saat pesta nikah. Sikap solider para murid dengan Yesus menyata dalam sosok pribadi Sta. Agnes yang kita peringati pada hari ini. Santa Agnes rela menyerahkan diri untuk dibakar dan dipenggal kepalanya demi imannya pada Tuhan. Kesetiaannya tersebut menjadikan dia orang kudus Allah.Bagaimanakah seharusnya kesetiaan kepada Tuhan dapat diwujudnyatakan dalam hidup kita setiap hari? Kesetiaan pada Tuhan hendaknya menyata dalam sikap membangun relasi dengan setiap orang yang kita jumpai baik dalam tindakan maupun tuturkata yang baik dan benar. Kesetiaan menjadi tanda keteguhan iman kita seperti para murid dan Santa Agnes yang kita peringati pada hari ini.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, semoga hati dan budi kami dibaharui oleh Roh-Mu agar kami dapat menjadi saksi-saksi cinta-Mu yang setia seperti hamba-Mu St. Agnes. Amen