BELAJAR MEMPERTAHANKAN PRINSIP
- [Fr. James Tafuli, SVD]
- Jan 22, 2019
- 1 min read

SELASA
Pekan Biasa II
Bacaan I : Ibr. 6:10-20
Bacaan Injil : Markus 2:23-28
Bacaan injil yang barusan kita dengar mengisahkan tentang murid-murid yang memetik gandum pada hari sabat. Sikap murid-murid tersebut ditentang oleh orang-orang farisi karena melanggar peraturan hari sabat. Namun Yesus mencegah mereka bahwa hari sabat diadakan untuk manusia bukan manusia untuk hari sabat.Orang-orang farisi adalah kelompok yang menganggap diri suci. Anggapan tersebut didasarkan pada sikap taat asas yakni menuruti aturan-aturan normatif. Salah satunya ialah tidak melanggar hari sabat. Jika peraturan-peraturan dilanggar maka bagi orang farisi itu adalah perbuatan tidak terpuji dan termasuk dosa. Sikap orang-orang farisi tersebut ditentang oleh Yesus. Yesus membantah mereka bahwa hari sabat diciptakan untuk manusia bukan manusia untuk hari sabat. Yesus hendak menegaskan bahwa tidak ada tujuan lain dari murid-murid selain memetik gandum untuk makan karena lapar. Jika murid-murid tidak makan mereka akan kelaparan. Dalam situasi kelaparan orang tidak dapat berbuat apa-apa karena lemah tak berdaya. Karena itu sikap Yesus mengisinkan murid-murid memetik gandum pada hari sabat adalah benar. Melalui sikap ini, Yesus hendak menyatakan diri dengan tegas sebagai Mesias dan Putra Allah. Dalam hidup setiap hari, seringkali kita jumpai orang-orang yang menderita kekurangan baik secara rohani maupun secara jasmani. Sikap kita terhadap mereka ialah memberikan kepada mereka apa saja yang kita miliki. Secara rohani, kita berdoa bagi mereka agar mereka selalu dikuatkan dan secara jasmani, kehadiran kita bersama mereka menjadi berkat bagi mereka. Melalui sikap ini, kita mengambil bagian dalam keprihatinan Yesus terhadap murid-murid pada hari sabat.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, mampukanlah kami untuk dapat memaknai ini kami adalah milik-Mu, sehingga kami dapat mengikuti kehendak-Mu. Amen