HARI SABTU SUCI-MALAM PASKAH Bacaan-Bacaan :
Kej. 1:1 - 2:2, Kej. 22:1- 18, Kel. 14:15 - 15:1, Yes 54:5-18, Yes. 55:1- 11, Bar. 3:915,32 - 4:4, Yeh. 36:16-17a,18-28, Rm. 6:3-11 Bacaan Injil : Mrk. 16:1-8
Bacaan Injil yang baru saja kita dengar menceritakan tentang kebangkitan Kristus. Sekurang-kurangnya ada beberapa hal penting dalam menjadi saksi kebangkitan Yesus. Pertama, ketergerakan hati untuk mengunjungi kubur Yesus. Para perempuan menjadi saksi kebangkitan Kristus untuk memberi makna baru sekaligus mengangkat martabat perempuan yang dalam tradisi Yahudi dipandang sebelah mata. Kedua, kecemasan manusiawi memungkinkan rahmat Allah menjadi melimpah, karya Allah dinyatakan. Ketiga, ketulusan dan keterbukaan hati kepada Allah adalah kunci dalam menjadi saksi kebangkitan. Kedekatan dan rasa belas kasih mendorong para perempuan untuk mengunjungi kubur Yesus. Mereka tidak menampakkan rasa cemas akan adanya penghalang yang membuat mereka tidak masuk dalam kubur Yesus. Kecemasan akan adanya penghalang justru menjadi jalan bagi Tuhan untuk menunjukan kebesaran-Nya melalui perjumpaan dengan seorang muda yang memberitakan tentang kebangkitan Kristus kepada para perempuan tersebut. Kebahagian yang meliputi hati para perempuan itu membuat mereka berlari tergesa-gesa tanpa berkomunikasi dengan orang lain di jalan dengan tujuan agar apa yang menjadi inti pesan atau pewartaan tidak kabur. Para perempuan itu menjadi saksi kebangkitan yang pertama bukan karena kecerdasannya tetapi karena kesederhanaan dan keterbukaan hatinya dalam menerima peristiwa tersebut. Tuhan membutuhkan hati yang sederhana dan terbuka untuk menunjukan kebesaran-Nya. Dengan peristiwa ini kita pun belajar untuk melihat diri dan hati kita yang selama ini cemas, takut akan segala tantangan duniawi dan mampu menjadi saksi kebangkitan Kristus dalam tugas dan perutusan hidup kita setiap hari.
DOA Allah Tritunggal Mahakudus, semoga dengan kebangkitan Kristus memampukan kami menjadi pewarta kasih-Mu di tengah dunia tanpa rasa takut dan cemas. Amen