KAMIS
Pekan Biasa XXXI
Bacaan I : Flp. 3:3-8a
Bacaan Injil : Lukas 15:1-10
Bacaan Injil hari ini melukiskan tentang para pemungut cukai dan orang berdosa yang datang mendengarkan Yesus. Secara historis, para pemungut cukai adalah orang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintah Romawi. Karena itu, mereka dianggap najis karena mereka senantiasa berhubungan dengan orang-orang kafir dan seringkali “memeras” masyarakat untuk menguntungkan diri sendiri. Itulah sebabnya orang Farisi tidak boleh makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Karena itu, ketika melihat Yesus menerima dan makan bersama dengan pemungut cukai, orang Farisi langsung bereaksi dan marah pada Yesus.
Yesus tidak menghiraukan apa kata orang. Ia melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak Bapa-Nya. Ia datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat dan betapa besar sukacita surga, apabila ada orang berdosa bertobat. Kehadiran Yesus menampilkan sosok Allah yang merangkul mereka yang tersesat, yang dikucilkan dalam masyarakat. Karena itu, Yesus meyakinkan para pengeritik bahwa sukacita iu lebih besar, jika dibandingkan sukacita melihat sekian banyak orang saleh yang tidak memerlukan pertobatan. Artinya, sukacita lahir dari sebuah kesadaran akan segala kekhilafan manusiawi dan membangun suatu pertobatan. Pertobatan mengandaikan kondisi batin bebas dari segala tekanan dan konflik personal, baik dengan Tuhan maupun dengan sesama.
Sebagai pengikuti Kristus, kita diajak untuk senantiasa mengambil bagian dalam misi Gereja menyelamatkan orang-orang tersesat seperti dalam perumpamaan tentang seekor domba yang hilang dari kawanan domba. Yang hilang adalah mereka yang sudah lari menjauh dari Allah.
DOA
Allah Tritunggal Mahakudus, mampuhkanlah kami memberi maaf pada mereka yang melukai dan mencela kehidupan iman kami. Biarkanlah kami hidup secara jujur dan bertanggung jawab sebagai seorang Kristen. Amin.