---------------------------------------
Pada 7 Maret 2022 P. Alexander Beding, SVD dihantar ke Rumah Sakit Suster-suster SSpS, St. Gabriel Kewapante karena kesehatannya terganggu. Setelah diperlksa P, Alex dinyatakan terkena COVID- 19. Berbagai upaya diusahakan oleh para dokter, perawat dan Suster SSpS untuk kesembuhannya, COVID-19 yang mempengaruhi jantungnya membuat P. Alex tidak bisa bertahan. Pada Sabtu pagi, 12 Maret 2022, sekitar Pukul 04.22 Wita P. Alex menghembuskan nafasnya yang terakhir, kembali ke ribaan Bapa di Surga.
P. Alex Beding, SVD putera dari Bapa Carolus Arkian dan Mama Anna Noga, dilahirkan pada 13 Januari 1924 di Lamalera, dan diberi nama ALEXANDER KOKER BEDING, dan dipanggil ALEX. Dalam buku otobiografi mengenang 50 tahun imamatnya: ANUGERAH IMAMAT SUATU MISTERI KASIH — 50 TAHUN IMAM 1951 — 24 OKTOBER 2001, P. Alex menceriterakan mengapa ia diberi nama pelindung ALEXANDER. Nama Alexander dipilih oleh bapa permandiannya, Guru E. Noke, yang sangat mengagumi keperkasaan Alexander Agung, seorang raja dari Persia. Guru Noke berharap bahwa Alex sebagai putera sulung bisa menjadi seorang besar suksesi kepemimpinan suku Bediona. Nama pelindungnya yang sebenarnya adalah Paus Alexander I, yang merupakan seorang santo, sedangkan raja Alexander Agung bukanlah seorang santo.
RIWAYAT HIDUP SINGKAT
Tempat dan Tanggal lahir: Lamalera, 13 Januari 1924
Orang tua: Bapa: Carolus Arkian; Mama: Anna Nogo.
Pendidikan: - Vervolgschool - Sekolah Rakyat Tiga Tahun di Lamalera dari tahun 1930 - 1933 - Standardschool Larantuka: 1933 - 1936. - Seminari MenengahSt. Yohanes Berkhmans Todabelu: 1936 - 1943. - Masuk Novisiat di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero: tgl. 15 Agustus 1943; karena perang dan pendudukan Jepang,masa Novisiat dilanjutkan di Rumah Regio Todabelu.
Kaul pertama: Pada 15 Agustus1945 di Todabelu— Mataloko, dan sempat menjadi pengajar di Seminari Menengah St. Yohanes Berkhmans Todabelu; Sesudah perang berakhir, kembali ke Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero untuk studi Filsafat dan Teologi. Ulang kaul kedua dan seterusnya terjadi di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.
Kaul Kekal: 15 Agustus 1951, disusul dengan tahbisan subdiakon Pada 16 Agustus 1951; Tahbisan diaken pada tgl. 8 September1951.
Tahbisan Imam: 24 Oktober 1951 di Gereja Paroki Nita.
Setelah menyelesaikan tahap akhir studi Theologi, P. Alex ditetapkan untuk belajar bahasa Indonesia di Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Bulan Juni 1952 berangkat ke Yogyakarta untuk mulai studi bahasa Indonesia. Karena adanya tuntutanharus memiliki ijasah SMA untuk bisa diterima masuk Universitas Gajah Mada, P. Alex harus mengikuti Ujian Akhir SMA pada salah satu SMA di Yogyakarta, dan sesudah itu mengikuti ujian masuk Universitas Gajah Mada. Baru pada tahun kuliah 1953 P. Alex baru secara resmi diterimasebagai mahasiswa pada Fakultas Sastera Timur Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Gajah Mada.
Karena sejak tahun 1953 SVD sudah memiliki rumah di Jakarta, di Jatinegara- Matraman,pada tahun 1954 P. Alex meminta untuk berpindah ke Jakarta dan masuk Universitas Indonesia.
Foto: Ibadat Pemakaman P. Alexander Beding, SVD di Pekuburan Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.
Pada tahun 1957 P. Alex ditunjuk sebagai Pastor tentara TNI Angkatan Darat oleh KSAD A.H. Nasution. Dengan status sebagai Pastor Tentara, P. Alex diikut-sertakan dalam pasukan tentara di bawah komando Kolonel Ahmad Yani untuk memberantas pemberontakan PRRI di Padang, Sumatera; dua bulan di medan perang, P. Alex minta pamit kepada Kol. Ahmad Yani untuk kembali ke Jakarta dan menyelesaikan studinya dengan Skripsi berjudul: “BAHASA MELAYU DAN INDONESIA DALAM BEBERAPA BAHASA DAERAH DI INDONESIA BAGIAN TIMUR” P. Alex berhasil memperoleh gelar B.A dari Universitas Indonesia.
Pertengahan tahun 1959 P. Alex kembali ke Flores dan ditempatkan di Seminari Menengah St. Yohanes Bekhmans Todabelu, di mana ia bertugas sebagai pengajar, dan pada tahun 1961 ditunjuk sebagaiDirektur studi, dan kemudian menjadi Rektor.
Tahun 1965 berangkat ke Eropa untuk mempersiapkan diri mengikuti Tersiat Nemi, dan sesudah setahun berada di Eropa, dalam tahun 1966 kembali ke Todabelu, dan ditunjuk sebagai Prefek SMA Seminari Menengah St. Yohanes Berkhmans Mataloko.
Pada Akhir Maret 1970 P. Alex berpindah ke Ende untuk berkarya dalam bidang Komunikasi dan Mass-media. la memimpin Penerbit Nusa Indah. la juga menjadi perintis dan pemimpin umum Majalah Dua-mingguan DIAN, dan KUNANG-KUNANG - bulanan untuk anak-anak. la juga ditunjuk sebagai Ketua Yayasan Santo Paulus.
Dalam tahun 1983 ketika Keuskupan Larantuka menyerahkan STM Bina Karya Larantukakepada SVD, P. Alex ditunjuk menangani sekolah tersebut. la pun dibebaskan dari tugas-tugas di Ende dan berpindah ke Larantuka. Di samping memperhatikan STM Bina Karya, P. Alex juga mempersiapkan pembuka Komunitas SVD di Larantuka, yang diresmikan pada permulaan Agustus 1986 dengan nama BIARA BEATO ARNOLDUS, dan sejak 2003 menjadi BIARA SANTO ARNOLDUS; ia juga beberapa kali terpilih Praeses, Rektor, dan anggota Dewan Rumah Biara St. Arnoldus.
Foto: Pemakaman P. Alexander Beding, SVD dilakukan sesuai Protokol Covid-19.
Dalam tahun 1988 P. Alex berpindah ke Roma untuk mempersiapkan terjemahan dokumen-dokumen Serikat ke dalam bahasa Indonesia bagi anggota SVD di Indonesia. Merasa bahwa pekerjaan tersebut dapat ia buat di Indonesia, pada akhir tahun 1989 ia meminta berpindah kembali ke Indonesia, dan menetap di Biara St. Arnoldus, di mana ia tinggal sampai tahun 2016.
Karena usia yang semakin lanjut, dan situasi rumah Biara St. Arnoldus dirasa tidak lagİ cocok bagi kondisi fisiknya, P. Alex ditawarkan untuk berpindah ke Biara Simeon Ledalero. P. Alex menerima tawaran tersebut dengan senang. Maka Pada 12 Nopember 2016 P. Alex pun dipindahkan dari Biara St. Arnoldus Larantuka ke Biara Simeon Ledalero. P. Provinsial Leo Kleden sendiri menjempunya dan mengantarnya ke Biara Simeon Ledalero. Biara Simeon merupakan pos terakhir pengembaraan P. Alex sebagai seorang biarawan misionaris dan imam SVD hingga Tuhan memanggilnya pada hari Sabtu pagi tgl. 12 Maret 2022.
P. Alex meninggalkan warisan sangat berharga bagi Gereja, Umat dan masyarakat dalam bentuk sekian banyak lmam dan Awam Katolik yang pernah ia bina, bimbingan dan nasehat yang boleh diterima oleh sekian banyak rohaniwan-rohaniwati dan umat, sekian banyak buku yang telah ia terbitkan. Memasuki usianya yang ke-98, ia masih mau menulis tentang P. Konrad Beeker, seorang misionaris SVD yang bekerja di Lembata, dan terbunuh Pada 19 April 1956 di desa Karangora, Lembata.
Dengan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas anugerahNya dalam diri P. Alex, kita menghantar P. Alex memasuki Rumah Bapa di surga.
Comments