top of page

Profil 12 Imam SVD yang Ditahbiskan 3 Oktober 2020 (Bagian I)

Updated: Oct 5, 2020


BERKAT - Imam Baru memberkati Uskup Pentahbis, Mgr. Vincentius Sensi Potokota.

Seminariledalero.org - Sebanyak 12 Diakon SVD ditahbiskan menjadi Imam SVD di Aula St. Thomas Aquinas Ledalero, Sabtu, 3 Oktober 2020. Uskup pentahbis adalah Mgr. Vincentius Sensi Potokota. Berikut profil ke-12 Imam Baru SVD.


Pater Keon Yuditus Uranius, SVD

Ia biasa disapa Pater Yudi, SVD. Buah cinta dari Bapak Andreas Keon dan Ibu Emirensiana Idung ini lahir di Ruteng, 29 Juni 1991. Pater Yudi lahir sebagai anak ke-4 dari 6 bersaudara.

Paroki asalnya adalah St. Vitalis Cewonikit, Keuskupan Ruteng.

Pater Yudi menempuh pendidikan di SDK Cewonikit, Ruteng, Manggarai. Lalu melanjutkan ke SMP Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur, dan SMA Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur.


Ia memilih bergabung menjadi anggota SVD dan menempuh masa novis di Novisiat Sang Sabda Kuwu, Manggarai. Setelah itu, Pater Yudi melanjutkan Studi Filsafat di STFK Ledalero, Maumere (2012-2016).


Usai meraih gelar S1, Pater Yudi menjalankan Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Salib Suci Alas, Dekenat Malaka, Keuskupan Atambua. Berkat cinta Tuhan, Pater Yudi berani mengikrarkan Kaul Kekal sebagai anggota SVD di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero pada 15 Agustus 2018.


Selanjutnya, ia menjalankan Studi Teologi di STFK Ledalero (2018-2020), dan ditahbiskan menjadi Diakon di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, 26 Juli 2020. Ia menjalankan praktik Diakon di Paroki Maria Bintang Laut Nebe, Keuskupan Maumere.


Pada Sabtu, 3 Oktober 2020, Pater Yudi bersama 11 temannya ditahbiskan menjadi Imam SVD dan mendapat perutusan pertama ke Provinsi Brazil Central.


Dalam refleksi singkatnya, Pater Yudi menulis, “urapan suci merupakan suatu rahmat sekaligus tanggung jawab yang sangat berat. Berhadapan dengan kenyataan demikian, saya percaya kasih Tuhan senantiasa meneguhkan dan menguatkan setiap langkah saya dalam menjalani panggilan suci ini.”


“Sujud ini mengamini setiap rahmat Allah yang saya yakin senantiasa menyertai saya dalam menapaki panggilan ini. Ini alasan saya memilih moto tahbisan saya: Itulah Sebabnya Aku Sujud kepada Bapa (Efesus 3:14).”


Pater Arnoldus Alexandro Tage, SVD

Pater hitam manis ini kerap disapa Pater Hendro. Pater Hendro lahir di Bajawa, 12 November 1990 sebagai anak ke-3 dari 5 bersaudara. Ayahnya bernama Philipus Ruba dan Ibunya Anastasia Pawe. Paroki asalnya adalah Mater Boni Consili, Bajawa.


Pater Hendro menempuh pendidikan TK di Bhayangkari (1996-1997), SDK Tanalodu-Bajawa (1997-2003), SMPK Seminari St. Yohanes Berkhmans-Mataloko (2003-2006), dan SMA Seminari St. Yohanes Berkhmans-Todabelu (2006-2009).


Masa novisnya ia jalankan di Novisiat St. Yoseph Nenuk (2009-2011). Selanjutnya, ia menjalankan Studi Filsafat di STFK Ledalero-Maumere (2011-2015). Usai meraih gelar S1, ia menjalankan Tahun Orientasi Pastoral di dua tempat, yakni di Radio Tirilolok Suara Verbum Kupang (2015-2016) dan di Paroki St. Yohanes Pembaptis Bogantar (2018-2019).


Pada 15 Agustus 2017, Pater Hendro mengikrarkan Kaul Kekal sebagai anggota SVD di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Studi Teologi ia jalankan dua tahun di STFK Ledalero. Selanjutnya ia ditahbiskan menjadi Diakon di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero pada 29 Juli 2020, dan menjalankan praktik diakonat di Paroki St. Laurentius Hadakewa-Lembata (Agustus-September 2020).


Pada Sabtu, 3 Oktober 2020, Pater Hendro bersama 11 temannya ditahbiskan menjadi Imam SVD dan mendapat perutusan pertama ke Provinsi SVD Brazil Selatan. Dalam pergumulannya, Pater Hendro memilih moto tahbisan Imam, “Tangan-Mu akan Menuntun Aku” (Mzm.139:10)


Pater Buku Boruk Metodius, SVD

Pater kelahiran Hewa, 14 Juni 1990 ini kerap disapa Pater Ius Boruk. Ia berasal dari Paroki Kristus Raja Semesta Alam Watobuku. Jenjang pendidikannya ia tempuh mulai TKK di TKK St. Mikael Hewa (1994-1996), SD Inpres Ojandetun (1996-2003), SMPN 3 Wulanggitang (2003-2006), dan SMA Seminari San Dominggo Hokeng (2006-2010).


Pada 2010-2012, Pater Ius Boruk menjalankan masa novis di Novisiat Sang Sabda Kuwu. Selanjutnya, ia menempuh Studi Filsafat di STFK Ledalero, Maumere (2012-2016),

Tahun 2016-2017, Pater Ius diutus menjalankan Masa Praktik Pastoral di Seminari Pius XII Kisol. Setelah itu ia kembali dan mengikrarkan Kaul Kekal pada 15 Agustus 2018.


Di tahun 2018-2020, Pater Ius menjalankan Studi Teologi di STFK Ledalero, Maumere. Selanjutnya, pada 26 Juli 2020 ditahbisan menjadi Diakon dan menjalankan Praktik Diakonat di Paroki St. Paulus Jerebuu (Agustus-September 2020).


Pada Sabtu, 3 Oktober 2020, Pater Ius Boruk bersama 11 temannya ditahbiskan menjadi Imam SVD dan mendapat perutusan pertama ke Provinsi Ruteng. Ia memilih moto tahbisan, “Sebab Allah Setia dan Karena Itu, Ia Tidak akan Membiarkan Kamu Dicobai Melampaui Kekuatanmu” (1kor 10:13b).


Dalam pergumulannya, ia menulis, Kutemukan Allahku yang selalu setia dengan apa yang telah direncanakan-Nya terjadi pada diriku. Kesetiaan-Nya mengajarkan aku untuk tetap setia pada rancangan-Nya. Aku sungguh yakin bahwa Allah tidak mungkin mencobaiku melebihi kekuatanku. Cobaan hanyalah jalan pemurnian dalam menapaki panggilan ini.”

Pater Iwantinus Agung, SVD

Nama pendeknya Pater Iwan. Ia lahir di Lentang, 8 Juni 1990. Paroki asalnya adalah Sta. Maria Diangkat ke Surga Rejeng-Ketang, Keuskupan Ruteng. Pater Iwan menempuh pendidikan di SDK Lamba-Ketang (1997-2003), SMPK St. Stefanus, Ketang-Kec. Lelak, Manggarai (2003-2006), Seminari Yohanes Paulus II, Labuan Bajo, Manggarai Barat, (2006-2010).

Tahun 2010-2012, ia menjalani masa novis di Novisiat SVD St. Yosef, Nenuk, Atambua-Timor. Selanjutnya Studi Filsafat di STFK Ledalero, Maumere tahun 2012-2016.

Setelah meraih gelar S1, Pater Iwan menjalani Tahun Orientasi Pastoral di SMP Seminari St. Yohanes Maria Vianney, Saumlaki-Maluku Tenggara Barat (2016-2017). Pada 15 Agustus 2018, ia mengikrarkan Kaul Kekal di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero-Maumere.

Studi Pascasarjana, Program Studi Ilmu Teologi Dengan Pendekatan Kontekstual di STFK Ledalero-Maumere, ia tempuh dua tahun (2018-2020). Hingga tepat 26 Juli 2020, Pater Iwan ditahbiskan menjadi Diakon di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero oleh Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Uskup Keuskupan Maumere. Selanjutnya, ia menjalani praktik Diakonat di Paroki St. Yoseph Onekore, Keuskupan Agung Ende (Agustus-September 2020).

Sabtu, 3 Oktober 2020, ia bersama 11 temannya ditahbiskan menjadi Imam di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero-Maumere, dan mendapat tempat perutusan pertama di Argentina Timur.

Pater Iwan memilih moto tahbisan, “Sebab Ia yang Menjanjikannya, Setia” (Ibr. 10:23). Pater Iwan menulis, saya sungguh menyadari bahwa hanya karena Kristus, saya memiliki pengharapan untuk terus berjalan dalam iman sampai memperoleh kegenapan janji yang sempurna dalam kekekalan.

Dalam Yesus ada pengharapan dan pengharapan itu tidak mengecewakan, sebab Dia adalah Allah yang setia. Ia sanggup dan selalu menepati janji yang diberikan-Nya. Inilah pengharapan yang kuat bagi saya dalam mengikuti jejak-Nya.

Atas dasar itu, saya selalu diingatkan untuk bertekun dalam pengharapan yang telah dijanjikan-Nya. Bertekun dalam pengertian bahwa saya mesti berkeras hati, sungguh-sungguh, dan tetap berdiri teguh. Sebab, Tuhan tidak menjanjikan kemudahan dalam hidup, tetapi Dia menjanjikan penyertaan sampai akhir hidup di dunia ini.


Pater Kamilus Demo Bakang, SVD

Pater Muche, begitu ia disapa. Ia lahir di Riangbaka, 13 Juli 1990. Jalan panjang pendidikannya, ia tempuh sejak TKK di TKK Sta. Ursula Mingar (1995-1996), SDI Pasir Putih (1996-2002), SMPK St. Pius X Lewoleba (2002-2005), dan SMA Seminari San Dominggo Hokeng (2005-2009).


Pater Muche di terima sebagai anggota SVD dan memulai masa novis di Novisiat Sang Sabda Kuwu (2009-2011). Tahun 2011-2015, ia mengenyam Studi Filsafat di STFK Ledalero-Maumere.


Ia diutus untuk menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Divisi Perempuan TRUK Maumere (2015-2016). Ia kembali dan mengikrarkan Kaul Kekal di Ledalero pada 15 Agustus 2017.


Di tahun 2018-2019, ia kembali menjalankan TOP di Paroki Sanctissima Trinitas Runut Maumere. Pater Muche menjalani Studi Teologi di STFK Ledalero (2017-2020), dan akhirnya ditahbiskan menjadi Diakon di Ledalero oleh Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr pada 26 Juli 202.


Selama Agustus-September 2020, ia menjalani praktik Diakonat di Paroki St. Mikhael Mundemi. Dan 3 Oktober 2020, ia ditahbiskan menjadi Imam di Ledalero oleh Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr. Perutusan pertama Pater Muche adalah Provinsi SVD Ende.


“Aku Bersyukur kepada-MU” (Matius 11:25) adalah moto tahbisan Pater Muche. Baginya, moto ini merupakan ajakan juruselamat untuk menyatakan bahwa kemuliaan Allah sungguh terpatri dalam dan melalui orang-orang kecil.


"Kemuliaan Allah adalah kehidupan bagi orang-orang kecil. Hidup dan karya Yesus adalah manifestasi paling radikal wajah Allah yang sederhana."


Sebagai anggota SVD, katanya, hidup Yesus mesti sungguh menjadi hidupku dan perutusan-Nya adalah perutusanku juga. Semoga Sang Sabda yang menjelma menuntun hidup saya untuk semakin berakar dalam komunio Allah Tritunggal dan berkomitmen untuk misi Allah yang membebaskan.


Pater Narek Untung Marselinus, SVD

Putra dari Daniel Nulan Narek dan Mama Marselina Yupi Tukan (+) ini lahir di Kenari Blolong, 26 Februari 1990. Semua orang menyapanya, Pater Nus Narek. Paroki asalnya adalah Sta. Maria Goreti Waiwadan, Keuskupan Larantuka.


Pater Nus Narek menjalani pendidikan di SDI Kenari Blolong (1996-2003), SMPK Sanctissima Trinitas Hokeng (2003-2006), SMA Seminari San Dominggo Hokeng (2006-2010).


Tahun 2010-2012, ia berada Novisiat St. Yoseph Nenuk, Belu untuk menjalani masa novis. Selanjutnya, ia jalani Studi Filsafat pada STFK Ledalero (2012-2016).


Ia menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Paroki St. Gregorius Borong, Manggarai Timur. Pada 15 Agustus 2018, ia mengikrarkan Kaul Kekal dalam SVD di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Setelah itu, Pater Nus Narek menjalani Studi Magister Teologi pada STFK Ledalero (2018-2020).


26 Juli 2020, ia ditahbiskan menjadi Diakon, dan pada 3 Oktober 2020 ditahbiskan menjadi imam. Pater Nus mendapat perutusan pertama ke Congo, Afrika. Moto tahbisan imamatnya adalah “Datanglah!” (Mat. 14:29a).


Editor: Fr. Edy Soge

389 views0 comments
bottom of page