Ledalero - Pada Jumat (22/03/2024), komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengintegrasikan ibadat tobat, pengakuan pribadi, dan jalan salib. Bertempat di Kapela Agung Ledalero, tiga kegiatan itu dihadiri oleh seluruh anggota komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero dan beberapa umat Allah.
Tiga kegiatan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan seluruh anggota komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero dalam menyongsong Pekan Suci 2024, yaitu sejak tanggal 24 – 31 Maret 2024. Tiga kegiatan tersebut dilaksanakan sekaligus dengan diawali oleh ibadat tobat, diikuti oleh jalan salib, dan diakhiri dengan pengakuan pribadi.
Ibadat tobat dipimpin oleh Pater Kamilus Demo Bakang, SVD atau yang biasa dipanggil dengan Pater Muche. Dalam khotbahnya, Pastor asal Lembata itu mengajak semua anggota komunitas untuk memperjuangkan keadilan dan tidak kompromi terhadap kejahatan sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus Kristus. Sebab, menurut Pater Muche, berkompromi terhadap kejahatan adalah dosa.
“Selain dosa-dosa yang lain, kita juga harus bertobat dengan dosa kompromi terhadap kejahatan,” kata Pater Muche.
Lebih lanjut, mantan Misionaris Papua itu mengangkat kenyataan persoalan demokrasi Indonesia belakangan ini. Ia menegaskan, di hadapan persoalan demokrasi saat ini, kita harus menegakkan keadilan serta mengembalikan demokrasi pada nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya.
Sesudah ibadat tobat, kegiatan dilanjutkan dengan jalan salib tematis. Jalan salib berlangsung cukup singkat karena hanya merenungkan 4 (empat) perhentian, yaitu perhentian pertama, keempat, ketujuh, dan kedua belas.
Semua kegiatan itu diakhiri dengan pengakuan pribadi para Frater Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Untuk pengakuan pribadi ini, para Frater dibagikan menurut unit-unit formasi ke beberapa imam yang menjadi Bapa Pengakuan.
Penulis: Aven Hadut, SVD
Editor: Ricky Mantero, SVD
Comments