Para Frater Tingkat I Ledalero Ikut Kegiatan Group Process di Pantai Waturia
- seminaritinggileda
- 3 days ago
- 3 min read

Selama tiga hari berturut-turut, Jumat (26/9) hingga Minggu (28/9), para Frater Tingkat I Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero mengikuti kegiatan Group Process di Pantai Waturia. Kegiatan ini berlangsung penuh keakraban, hangat, dan inspiratif bagi para frater muda yang baru menyelesaikan masa novisiat. Dengan didampingi sepuluh sub-prefek, para peserta semakin diperkaya dengan pemahaman mendalam tentang kehidupan di Ledalero, baik dalam bidang akademik, pastoral, maupun persaudaraan.
Baca juga:
Sejak awal, kegiatan ini dirancang sebagai ruang belajar sekaligus refleksi. Tujuannya adalah memperkenalkan dinamika kehidupan di Ledalero, mengajak para frater memahami tantangan yang akan dihadapi, peluang yang bisa dimanfaatkan, serta pegangan yang perlu dijadikan landasan agar mereka dapat bertumbuh secara utuh. Selain itu, Group Process juga menjadi sarana mempererat persaudaraan dalam satu angkatan, sehingga mereka semakin solid di jalan panggilan.
Acara resmi dibuka pada Jumat sore, pukul 16.00 WITA. Suasana teduh Pantai Waturia menghadirkan keakraban tersendiri dalam pertemuan pertama itu. Malam harinya, Frater Poche Koten membuka rangkaian sharing dengan kisah perjalanannya dalam konser di Bali dan Surabaya. Ia menekankan bahwa sebuah perjalanan seni tidak semata-mata menjadi hiburan, tetapi juga sarana pelayanan, perjumpaan, dan pembelajaran dari dunia luar.

Hari Sabtu menjadi hari yang paling padat sekaligus bermakna. Sejak pagi, para frater berlatih peran sebagai pemimpin dalam kehidupan Ledalero, mulai dari rektor, dewan rumah, staf fratres, hingga dosen. Mereka ditantang untuk merancang program kerja dan kebijakan, lalu mendiskusikannya dalam pleno. Latihan ini bukan hanya melatih kepemimpinan dan kerja sama, tetapi juga kepekaan sosial dalam kehidupan komunitas. Pada siang hari, dua karyawati Seminari Ledalero, Ica dan Reti, berbagi kisah keseharian mereka bekerja di bukit Ledalero. Sementara itu, sore harinya Frater Broery Pea Mole menekankan pentingnya disiplin, manajemen waktu, serta ketekunan membaca dan menulis sebagai kunci keberhasilan studi.
Menjelang malam, para frater merumuskan Program Hidup Pribadi (PHP), sebuah komitmen pribadi maupun kelompok untuk perjalanan formasi. Hari itu ditutup dengan api unggun persaudaraan, tempat seluruh peserta berkumpul, berdoa, dan meneguhkan komitmen yang mereka susun bersama. Suasana hangat api unggun menyatukan mereka dalam semangat persaudaraan yang baru.
Baca juga:
Hari Minggu, kegiatan diawali dengan ibadat pembuka dan sarapan bersama. Frater Erwin kemudian berbagi pengalaman beradaptasi dengan iklim akademik di Ledalero, termasuk tantangan kebiasaan belajar dan tuntutan studi. Frater Jerry Jago juga turut berbagi pengalamannya mengurus seksi sound system, sebuah pelayanan sederhana yang ia tegaskan sebagai bagian penting dalam kehidupan komunitas.
Setelah itu, Pater John Masneno sebagai pemberi materi utama memberikan peneguhan terakhir. Ia menekankan tiga hal penting: komitmen pada formasi, semangat persaudaraan, dan keberanian menghadapi tantangan. Menurutnya, perjalanan formasi di seminari bukanlah sekadar pendidikan formal, melainkan pembentukan totalitas diri sebagai calon imam dan pelayan umat.
Kegiatan kemudian ditutup dengan Misa penutup di tepi Pantai Waturia. Dalam homilinya, Pater John mengajak para frater untuk terus menyalakan api panggilan, bukan hanya dalam ruang doa, tetapi juga dalam keseharian hidup mereka. Misa berlangsung khidmat dan ditutup dengan acara sederhana penuh sukacita.
Secara keseluruhan, Group Process 2025 berjalan sukses. Sebagaimana ditekankan Pater John, kegiatan ini merupakan miniatur perjalanan hidup para frater di Ledalero, yang menuntut keseimbangan dalam menghayati dimensi akademik, rohani, kesehatan, dan pembentukan karakter. Semangat kebersamaan yang tumbuh dalam kegiatan ini menjadi bekal berharga bagi para frater Tingkat I untuk melanjutkan perjalanan panggilan mereka di bukit Ledalero.*
*Fr. Bruri Pea Mole, SVD
Comments