Para Frater Unit Efrata Hadirkan Sukacita Misi di Bulabutu dan Kewagunung
- seminaritinggileda
- Oct 21
- 3 min read

Sabtu, 18 Oktober 2025 menjadi hari penuh makna bagi para frater Unit St. Vinsensius a Paulo Efrata–Gere. Dalam rangka memperingati Hari Minggu Misi Sedunia, mereka mengadakan kunjungan misi ke Stasi Bulabutu dan Stasi Kewagunung, wilayah pelayanan Paroki Kewapante.
Kunjungan ini melibatkan dua kelompok: tiga belas frater bertugas di Stasi Bulabutu dan empat belas frater di Stasi Kewagunung. Kelompok pertama berangkat dari Gere sekitar pukul 12.00 WITA, sedangkan kelompok kedua menyusul pada pukul 14.00 WITA.
Baca juga:
https://www.seminariledalero.org/post/para-frater-unit-yosef-rayakan-minggu-misi-di-paroki-watublapi
Setiba di Kapela Stasi Bulabutu pukul 13.17, para frater langsung menuju SDN Pao yang berada di wilayah stasi tersebut. Meski waktu sudah siang dan perut mulai lapar, anak-anak dan para guru menyambut mereka dengan hangat. “Selamat siang, Frater!” seru anak-anak SDN Pao riang begitu para frater memasuki gerbang sekolah.
Tanpa menunggu lama, para frater langsung memasuki salah satu ruang kelas untuk memberikan katekese. Di bawah arahan Fr. Dio Leta, SVD, kegiatan itu berlangsung selama kurang lebih satu jam. Anak-anak tampak sangat antusias dan gembira mengikuti setiap sesi yang dibawakan dengan gaya interaktif dan penuh semangat.
Selesai katekese, para frater dibagi ke dalam KBG-KBG dan rumah-rumah umat tempat mereka akan bermalam untuk menyongsong Hari Minggu Misi Sedunia. Kehadiran para frater disambut hangat di setiap lingkungan. Umat di KBG pun menunjukkan semangat yang sama besarnya seperti anak-anak SD yang mereka temui sebelumnya.
Salah satu KBG yang mereka kunjungi adalah KBG St. Maria Tak Bernoda, yang berjarak sekitar 500 meter dari kapela stasi Bulabutu. Kedua lokasi itu dipisahkan oleh sungai selebar 20 meter. Sejak dua tahun terakhir, jembatan penghubung antara keduanya ambruk. Saat hujan turun lebat, arus sungai menjadi sangat deras dan sulit diseberangi.
“Padahal kapela tidak jauh di sebelah. Kita putar jauh ngeri ee,” ungkap Fr. Madam, SVD saat menempuh jalan memutar menuju rumah umat untuk bermalam. “Iya benar. Kita putar ni, macam kembali ke Gere lagi ni,” tambah Fr. Martin Suni, SVD. Jika hujan turun berjam-jam, satu-satunya jalan untuk sampai ke kampung seberang adalah kembali ke jalan utama, melewati jembatan besar, lalu menempuh jalur menuju kampung Kebot.
Menerima Arca Bunda Maria
Menjelang malam, kabar gembira datang dari ketua Stasi Bulabutu, Bapak Berto.“Frater, malam ini KBG kita menerima arca Bunda Maria. Kita sama-sama menerima arca Bunda Maria sebentar, setelah itu kita katekese,” ujarnya.
Tepat pukul 19.45 WITA, arca Bunda Maria tiba di KBG Siti yang Mulia Bulabutu. Umat bersama beberapa frater menjemput dan mengantar arca ke tempat yang telah disiapkan. Acara penerimaan berlangsung meriah dan penuh khidmat. Lagu-lagu pujian menggema, diiringi doa-doa yang tulus dan lembut, menghantar kehadiran sang Bunda di tengah umat.
Usai doa bersama, Fr. Martin Suni, SVD memimpin sesi katekese dengan tema “Pembaruan Relasi”, yang diambil dari tema Bulan Kitab Suci Nasional 2025. Meski tema ini telah digunakan sebelumnya, para frater menilai topik tersebut tetap relevan dan sangat bermakna bagi umat setempat.
Kembali Pulang
Keesokan paginya, Misa Hari Minggu Misi Sedunia dirayakan di Kapela Stasi Bulabutu pada pukul 08.00 WITA. Para frater mengambil bagian aktif dalam tugas liturgi: menjadi lektor, pemazmur, koor, dan pembaca doa umat.
Baca juga:
Namun, tantangan belum berakhir. Hujan lebat dua hari sebelumnya membuat sungai di sekitar stasi kembali meluap. Untuk tiba di kapela, umat dan frater harus menyeberangi sungai dengan arus yang cukup deras. Meski berisiko, semangat misi mengalahkan rasa takut. Bersama-sama mereka berhasil menyeberangi sungai itu.“Inilah misi yang sesungguhnya,” kata Fr. Valdi, SVD penuh keyakinan setelah berhasil menapakkan kaki di seberang.
Sore harinya, hujan kembali mengguyur deras. Setelah reda, sekitar pukul 19.00, para frater berpamitan kepada umat dan kembali ke Ledalero.
Pengalaman misi di Bulabutu mungkin hanya berlangsung dua hari, tetapi meninggalkan kesan mendalam bagi para frater. Seperti dikatakan Fr. Vian Koten, SVD, “Pengalaman boleh berakhir, tetapi semangat misi harus terus menyala.”*
*Fr. Ecan Hasman, SVD




Comments