Ledalero - Para Frater SVD Ledalero , Suster-suster SSpS, BEM IFTK Ledalero, dan TRUK-F kembali mengadakan bantuan Kemanusian kepada para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Jumat (08/11/2024).
Baca Juga:
Bantuan kemanusiaan ini difokuskan kepada para pengungsi di posko-posko yang sudah ditentukan pemerintah Kabupaten Flores Timur. Sebelum barang-barang logistik didistribusikan kepada para pengungsi, Pater Ignas Ledot, SVD., selaku pengurus JPIC SVD Ende menjelaskan tentang pentingnya bersolider dengan sesama yang terluka.
“Pemberian ini tidak seberapa dengan penderitaan mereka, tetapi wujud cinta yang besar itu ada di dalam sebuah kepedulian terhadap mereka yang terluka. Kita membawa nama besar SVD, di dalamnya ada Pater Superior General, Pater Provinsial, dan konfrater SVD sejagat. Lakukanlah semua itu dengan sifat seorang hamba,” jelas Dosen Liturgi IFTK Ledalero tersebut.
Di posko pengungsian, para pemberi bantuan kemanusiaan dibagi ke dalam dua kelompok kecil untuk mempermudah akses pendistribusian barang-barang. Adapun beberapa kampung yang menjadi sasaran penerima bantuan kali ini yakni, Kampung Riang Duli (terdiri dari 9 KK dan 27 jiwa), Tua Kepa (7 KK dan 20 jiwa), dan Eputobi (19 KK dan 63 jiwa). Penyerahan bantuan ini langsung ditujukan kepada kelompok sasar yang menjadi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dengan berfokus pada data-data para korban yang valid.
Di sela-sela pemberian bantuan, Harianto Taeki Olin yang merupakan salah satu korban dari erupsi mengaku masih trauma dengan kejadian letusan Lewotobi.
“Letusan gunung Lewotobi kali ini sungguh dahsyat. Semburan batu, kerikil, dan api dari gunung seperti bom ketika mendarat di tanah. Semua keluarga trauma dengan kejadian ini. Rumah-rumah warga banyak yang hancur lebur,” kisah Harianto yang berasal dari Noemuti dan sejak 2005 menetap di Boru.
Baca Juga:
Nensi Lubur, salah satu korban erupsi bersama anaknya sekitar umur 7 tahun merasa sangat terpukul dengan kejadian ini.
“Kami sungguh merasa terpukul karena baru kali ini mengalami letusan yang hebat dan kami menderita karena kehilangan anggota keluarga juga rumah. Hingga saat ini banyak rumah yang tertutup abu gunung,” ceritanya dengan raut wajah sedih.
Nensi dan para pengungsi lain berharap Gunung Lewotobi Laki-laki cepat pulih agar mereka bisa kembali untuk melihat kampung yang telah ditinggalkannya. Mereka mengucapkan terima kasih dan merasa terharu dengan kehadiran orang-orang yang memberikan bantuan. Mereka berharap pemerintah tetap berjuang memperhatikan mereka di tempat pengungsian.
(Fr. Yudi May, SVD)
Comments