57 Frater Tingkat Satu Dilantik Menjadi Lektor dan Akolit
- seminaritinggileda
- Sep 19
- 2 min read

Suasana Misa komunitas Kamis (18/9) sore di Kapela Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero terasa istimewa. Sebanyak 57 frater tingkat satu dilantik menjadi lektor dan akolit. Misa ini dipimpin oleh Pater John Masneno, SVD, didampingi oleh beberapa imam konselebran serta dua diakon.
Kelima puluh tujuh frater tersebut merupakan angkatan baru yang pada 15 Agustus 2025 lalu mengikrarkan kaul pertama mereka di Novisiat Sang Sabda Kuwu dan Novisiat Santo Yosef Nenuk. Saat ini mereka menempati dua unit di Ledalero, yakni Unit Mikhael dan Unit Gabriel. Unit Mikhael didampingi oleh Pater Sefri Juhani, SVD, dan Pater Bastian Limahekin, SVD, sementara Unit Gabriel didampingi oleh Pater Ande Sau, SVD, dan Pater Yanto Naben, SVD.
Baca juga:
Dalam khotbahnya, Pater John menegaskan pentingnya dasar rohani dalam pewartaan Sabda. “Sabda Allah yang kita wartakan akan menjadi benih yang hidup dalam hati setiap orang hanya jika kita sendiri sudah berakar dalam Sabda. Itu hanya bisa terjadi jika kita punya inisiatif, keterbukaan, dan kerendahan hati untuk memberi ruang dan waktu kepada Tuhan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan para frater agar selalu mempersiapkan diri dengan sungguh dalam setiap tugas pelayanan. “Ketika kita mewartakan Sabda Allah, pada saat yang sama kita juga sedang membagikan kedalaman iman kita sendiri. Sesuatu yang keluar dari hati sebagai ekspresi iman akan membawa sukacita bagi orang lain,” tambahnya.
Bagi para frater, pelantikan lektor dan akolit bukan sekadar tahap formal, tetapi pengalaman iman yang mendalam. Salah seorang yang dilantik, Frater Lein Berlin, mengungkapkan rasa syukurnya. “Menjadi lektor berarti saya sendiri harus lebih dahulu menghidupi Sabda yang saya wartakan. Dan sebagai akolit, saya belajar bahwa pelayanan altar menuntut kesederhanaan dan kerendahan hati. Bagi saya, ini adalah panggilan untuk semakin serius menata hidup,” tuturnya.
Pelantikan ini menandai langkah penting dalam perjalanan formasi menuju imamat. Sebagai lektor, para frater bertugas mewartakan Sabda Allah dalam liturgi, sementara sebagai akolit mereka melayani altar bersama imam dan diakon.
Baca juga:
Pater Puplius Meinrad Buru, SVD, anggota dewan rumah, juga menyampaikan pesan singkat di akhir perayaan. Ia menekankan bahwa tugas lektor dan akolit harus dijalani dengan sikap rendah hati. “Menjadi pewarta Sabda berarti juga menjadi pendengar dan pembaca yang baik,” katanya. Sebuah pengingat indah bahwa tugas pewartaan selalu berakar pada kerendahan hati untuk belajar, mendengar, dan membaca tanda-tanda zaman.*
*Fr. Gege Darmawan, SVD




Comments