top of page

Ledalero Syukuri 150 Tahun SVD: “Lux Ex Oriente, Dari Ledalero untuk Semua”


Dari kiri ke kanan: Pater Yosef Keladu, SVD (Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero), Pater Otto Gusti, SVD (Rektor IFTK Ledalero), Mgr. Ewaldus Martinus Sedu (Uskup Keuskupan Maumere), Juventus Prima Yoris Kago (Bupati Sikka), Pater Frans Ceunfin, SVD (Wakil Provinsial SVD Ende), dan Romo Hilde Tanga (Praeses Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret) saat bersama-sama melepaskan balon dan burung merpati sebagai tanda syukur 150 tahun SVD.
Dari kiri ke kanan: Pater Yosef Keladu, SVD (Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero), Pater Otto Gusti, SVD (Rektor IFTK Ledalero), Mgr. Ewaldus Martinus Sedu (Uskup Keuskupan Maumere), Juventus Prima Yoris Kago (Bupati Sikka), Pater Frans Ceunfin, SVD (Wakil Provinsial SVD Ende), dan Romo Hilde Tanga (Praeses Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret) saat bersama-sama melepaskan balon dan burung merpati sebagai tanda syukur 150 tahun SVD.

Ribuan umat memadati halaman Kapela Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Senin (8/9), dalam perayaan Misa Syukur 150 tahun Serikat Sabda Allah (SVD). Ekaristi meriah dan penuh syukur itu dipimpin Uskup Maumere, Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, bersama puluhan imam konselebran.


Hadir pula Bupati Sikka, jajaran DPRD Kabupaten Sikka, para biarawan-biarawati, serta tokoh masyarakat yang turut memberikan warna dalam perayaan bersejarah ini.


Dalam homili, Pater Lukas Jua, SVD, salah satu yubilaris yang tahun ini merayakan 40 tahun imamat, menegaskan arah misi SVD maupun Gereja di masa depan. Ia menekankan bahwa segalanya sangat ditentukan oleh dua hal: keberakaran dalam Sabda dan keberpihakan pada orang miskin.


“Kalau dian kita mulai padam, minyak Sabda Tuhanlah yang harus kita tuangkan ke dalam diri dengan membaca Kitab Suci secara teratur. Dan jangan lupa, orang miskin harus selalu menjadi bagian utama dari karya kerasulan kita, meski dunia cenderung melupakan mereka,” ujarnya penuh penekanan.


Pater Lukas juga mengajak umat agar tidak larut dalam hal-hal negatif, melainkan bersyukur atas terang yang telah dibawa Santo Arnoldus Janssen dan para misionaris pendahulu, baik Dominikan, Yesuit, SVD, maupun misionaris lain yang datang kemudian.


“Mereka semua adalah berkat bagi kita. Tugas kita adalah melanjutkan misi dengan semangat yang tetap berkobar-kobar, setia pada Yesus, dan kreatif menghadapi perkembangan zaman,” tambahnya.


Sesudah misa, rangkaian syukur dilanjutkan dengan sambutan dari berbagai pihak. Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Pater Yosef Keladu, menegaskan bahwa 150 tahun SVD tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang misi dan pengutusan.


Ia mengingatkan kembali bahwa Serikat Sabda Allah lahir pada 8 September 1875 di Steyl, Belanda, berkat visi St. Arnoldus Janssen. SVD kemudian hadir di Indonesia pada 1913 dan tiba di Flores tahun 1915.


Baca juga:


“Sejak tahbisan imam pribumi pertama tahun 1941, Ledalero telah melahirkan ribuan imam yang kini bekerja di berbagai penjuru dunia. Tidak hanya imam, tetapi juga awam yang berkarya di berbagai bidang kehidupan bangsa,” ujarnya.


Rektor menambahkan bahwa perayaan kali ini disatukan dengan syukur atas ulang tahun ke-88 Seminari Tinggi Ledalero, serta peringatan yubileum kaul dan imamat dari para anggota komunitas, mulai dari 25, 40, 50 hingga 60 tahun. Yang paling istimewa, Pater Paulus Boli Lamak, SVD, merayakan 65 tahun hidup berkaul.


“Atas nama seluruh komunitas, saya menyampaikan proficiat dan terima kasih atas teladan pengabdian yang telah memberi inspirasi bagi kami semua,” tandasnya.


Tema global perayaan 150 tahun SVD, “Witnessing to the Light: From Everywhere for Everyone”, dirumuskan secara kontekstual di Ledalero menjadi “Menyala Dianku: dari Ledalero untuk Semua”.


Menurut Rektor, tema ini adalah ajakan untuk terus menjaga api terang agar tidak padam, seperti pernah ditegaskan Mgr. Donatus Djagom bahwa Ledalero adalah Lux Ex Oriente, Cahaya dari Timur.


Baca juga:


“Dari bukit ini, kita ingin terus memancarkan terang bagi semua orang,” jelasnya. Ia pun mengutip pesan Superior General SVD, Pater Anselmo Ricardo Ribeiro, yang mendorong para misionaris agar menjadi agen transformasi yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif dalam menghadapi tantangan dunia.


Sementara itu, Uskup Maumere, dalam sambutannya menegaskan kembali peran Ledalero sebagai “rahim misi” yang tak pernah berhenti melahirkan misionaris ke berbagai belahan dunia.


Menurutnya, perayaan syukur ini sekaligus menjadi undangan untuk memperbarui komitmen agar tetap setia pada semangat pengutusan Gereja.


“Hari ini kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menyalakan kembali panggilan untuk terus diutus,” tegasnya.


Hal senada juga ditegaskan Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, dalam sambutannya. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi nyata SVD di bidang pendidikan, sosial, dan budaya. Menurutnya, kehadiran SVD telah memberi wajah baru bagi masyarakat Sikka.


“Kabupaten ini berhutang budi pada SVD. Kehadiran mereka telah membentuk manusia, membentuk karakter, dan membangun fondasi kehidupan masyarakat hingga hari ini,” ujarnya.


Rektor juga menyampaikan apresiasi kepada panitia, donatur, dan seluruh komunitas yang setahun penuh terlibat dalam rangkaian kegiatan menuju puncak perayaan ini, mulai dari seminar, pameran misi, lomba budaya, kuis Kitab Suci, hingga malam budaya.


“Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyalakan api syukur, api misi, dan api harapan dalam diri kami, anggota Serikat Sabda Allah,” katanya menutup sambutan.


Perayaan agung ini ditutup dengan resepsi sederhana di halaman Ledalero, tempat umat, para biarawan-biarawati, dan tamu undangan larut dalam kebersamaan.


Suasana syukur, doa, dan persaudaraan menjadi tanda bahwa dari Ledalero, cahaya yang dinyalakan Santo Arnoldus Janssen 150 tahun lalu tetap menyala, menerangi dunia hingga kini.*


*Fr. Febry Suryanto, SVD

 
 
 

VISITOR 

Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero

average rating is 3 out of 5, based on 150 votes, Penilaian produk
bottom of page