top of page

Tahbisan 13 Imam SVD di Ledalero: “Berbahagialah Mata yang Melihat”


Tiga belas imam baru berpose bersama Uskup Pentahbis dan para imam konselebran usai Perayaan Ekaristi Tahbisan di depan Kapela Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.
Tiga belas imam baru berpose bersama Uskup Pentahbis dan para imam konselebran usai Perayaan Ekaristi Tahbisan di depan Kapela Agung Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.

Suasana penuh sukacita dan khidmat mewarnai Perayaan Ekaristi Tahbisan Imam di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Sabtu, 4 Oktober 2025. Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD, memimpin langsung Misa Pentahbisan dengan tema, “Berbahagialah Mata yang Melihat.”


Perayaan ini dihadiri puluhan imam konselebran, para biarawan-biarawati, kaum keluarga, umat, donatur, dan tamu undangan yang datang dari berbagai wilayah, serta disiarkan secara langsung melalui live streaming.


Baca juga:


Dalam perayaan tersebut, sebanyak tiga belas diakon Serikat Sabda Allah (SVD) resmi ditahbiskan menjadi imam. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan akan diutus ke beragam wilayah misi di seluruh dunia.


Mantero Rikardus akan berkarya di Provinsi SVD Timor, De Rosari Yoseph Paulus di Provinsi SVD Togo-Benin, Nai Nara Florianus di Provinsi SVD Kenya-Tanzania, Mere Emanuel Tredoanus di Provinsi SVD Timor, dan Bala Kean Fransiskus Bartolomeus juga diutus ke Provinsi SVD Togo-Benin. Vanduz Liliweri Yoseph akan menjalani perutusannya di Bangladesh, Sola Lele Madja Conradus Alexander di Provinsi SVD Ruteng, serta Ngenta Anselmus di Regio SVD Bolivia.


Selanjutnya, Moa Antonius akan berkarya di Provinsi SVD Portugal. Batlyayeri Carolus ditempatkan di Provinsi SVD Ende, sedangkan Huler Akahala Hilarius akan melayani di Provinsi SVD Ekuador. Gaina Kaka Antonius akan menjalankan misi ke Chad, dan Torong Yohanes A Deo akan melayani di Provinsi SVD Belanda-Belgia. Dengan tahbisan ini, mereka resmi diutus sebagai imam misionaris dan siap berkarya di tanah perutusan masing-masing.


Dalam homilinya, Mgr. Paulus Budi Kleden mengajak para imam baru dan seluruh umat untuk merenungkan makna melihat dengan hati. Ia mengisahkan sosok Bruder Reinhold, seorang anggota SVD di Austria yang buta secara fisik namun memiliki mata batin yang jernih. Dengan mengutip Antoine de Saint-Exupéry, ia menegaskan bahwa “hanya dengan hati orang dapat melihat dengan baik.”


Menurutnya, mata yang berbahagia adalah mata yang melihat seperti Tuhan melihat, bukan untuk merendahkan atau menghakimi, tetapi untuk merangkul, memahami, dan mengasihi.


Uskup Budi menekankan tiga hal penting bagi para imam baru: pertama, menjadikan Yesus sebagai pusat pandangan dan teladan pelayanan; kedua, memiliki mata yang mampu membaca tanda-tanda zaman dan realitas sosial; dan ketiga, melihat penderitaan orang kecil, kaum miskin, dan mereka yang terpinggirkan sebagai panggilan untuk bertindak.


Ia menegaskan bahwa keberpihakan pada orang miskin bukanlah opsi, tetapi keharusan iman dan misi. “Berbahagialah mata yang melihat,” ujarnya, “dan kiranya kamu menjadi imam yang mengajak orang lain untuk melihat seperti Tuhan melihat.”


Baca juga:


Sementara dalam sambutannya pada akhir Perayaan Ekaristi, Pater Rikardus Mantero, SVD, yang mewakili para imam baru, menegaskan bahwa panggilan imamat adalah rahmat murni yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang dipilih-Nya. “Kami ada di sini bukan karena kuat dan hebat kami, tetapi karena Tuhan lebih dulu memanggil dan memelihara kami,” ujarnya.


Ia merefleksikan perjalanan panjang pembinaan sebagai proses penyerahan diri dan pendampingan Roh Allah yang hadir melalui para formator, keluarga, dan komunitas. Mengutip Paus Fransiskus dan Matius 22:14, ia mengingatkan bahwa banyak yang dipanggil, tetapi hanya sedikit yang dipilih, dan karena itu rahmat ini harus disyukuri serta dihidupi dengan kesetiaan.


Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Uskup, Serikat Sabda Allah, Seminari Tinggi St. Paulus, para dosen dan formator, sahabat seperjalanan, para donatur, umat pendukung, dan keluarga yang telah menjadi bagian dari perjalanan panggilan mereka. “Jika kami tiba pada hari ini, itu karena ada banyak hati yang ikut berjalan bersama kami,” tambahnya.


Pater Patris Pa, SVD, mewakili Pimpinan Provinsi SVD Ende, dalam sambutannya, menyampaikan sukacita atas tahbisan ini. Ia menegaskan bahwa keluarga adalah “formasi misioner pertama” yang menumbuhkan panggilan melalui doa, pengorbanan, dan kesediaan mempersembahkan anak bagi Gereja universal.


Ia menyebut ketiga belas imam ini sebagai “imam-imam Yubileum” karena ditahbiskan dalam tahun perayaan 150 tahun SVD dan Yubileum Gereja 2025. “Para provinsial di seluruh dunia sudah menantikan kalian,” tegasnya, “maka jangan menunda dan jangan mencari alasan untuk bertahan terlalu lama. Gereja memanggil kalian untuk pergi.”


Ia pun menyampaikan harapan agar dalam 25 dan 50 tahun mendatang, mereka tetap setia dan lengkap seperti saat ditahbiskan, berjalan dalam semangat sinodal dan menjadi pembawa harapan di tengah dunia yang terluka.


Menutup perayaan, Mgr. Paulus Budi Kleden kembali menyampaikan apresiasinya kepada para imam baru. Ia menegaskan bahwa imamat tidak melahirkan mata seorang penonton atau pengintai, tetapi mata murid Yesus yang melihat, tergerak hati, dan bertindak menjawab realitas.


Dengan sentuhan ringan, ia mengingatkan agar para imam baru sungguh pergi ke wilayah perutusan mereka dan bukan sekadar “jalan-jalan.” Ia juga mengajak umat mendukung mereka dalam doa dan karya bersama Gereja yang terus berziarah dalam pengharapan.


Perayaan tahbisan ini menjadi momen iman yang menggembirakan, tidak hanya bagi Kongregasi SVD dan keluarga para imam baru, tetapi juga bagi Gereja universal. Dengan semangat tema “Berbahagialah Mata yang Melihat,” ketigabelas imam baru ini diutus untuk menjadi saksi terang dan pelayan kasih di berbagai penjuru dunia.*


*Fr. Febry Suryanto, SVD

 
 
 

Comments


VISITOR 

Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero

average rating is 3 out of 5, based on 150 votes, Penilaian produk
bottom of page