top of page

Terserang Penyakit Pisang, Kemandirian Unit Arnoldus Janssen Alami Kemunduran

Pisang yang Terkena Serangan Jamur Fusarium Oxysporum di Unit Arnoldus Janssen Nitapleat.

Ledalero - Pada Selasa (16/04/2024), semua anggota Unit Arnoldus Janssen Nitapleat melakukan kerja bakti bersama untuk membersihkan pelepah kering di kebun pisang. Hal ini dibuat karena adanya penyakit pisang yang sedang terjadi di Kabupaten Sikka. Berdasarkan pengamatan dan penglihatan Fr. Isto Metan, SVD., pisang-pisang di Unit Arnoldus Janssen Nitapleat mulai terjangkit virus sejak bulan September 2023.



“Saat masuk liburan dan pindah ke Unit Arnoldus Janssen pada bulan Juli 2023, kami sering goreng keripik pisang. Namun, goreng keripik itu hanya awal-awal masuk liburan. Setelah itu, kami sudah tidak goreng keripik lagi. Bahkan lebih parahnya lagi, saat pulang Live In dari Lite -Adonara Tengah, kami harus bawa pisang dari sana untuk buat keripik pisang,” tutur Br. Ito Benggu, SVD.


Daun Pisang yang Kering Karena Terkena Serangan Jamur Fusarium Oxysporum di Unit Arnoldus Janssen Nitapleat

Menurut Fr. Eduard Suryanto, SVD., Ketua Unit Arnoldus Janssen Nitapleat, penyakit pisang atau layu fusarium merupakan penyakit Panama yang disebabkan oleh jamur fusarium oxysporum. Penyakit ini, tambah Frater Edu, bisa menyebabkan daun pisang menguning, pelepah layu, hingga warna bonggol pisang berubah, sehingga pada serangan lebih lanjut, tanaman akan mati karena bonggol serta akarnya membusuk.



“Virus ini menjadi momok yang menakutkan sekaligus ancaman serius bagi kalangan masyarakat Nita – Maumere, termasuk kemandirian ekonomi Unit Arnoldus Janssen Nitapleat. Ya, munculnya penyakit ini menyebabkan kerugian signifikan karena pisang adalah salah satu komoditas yang menunjang kemandirian ekonomi Unit Arnoldus Janssen selama ini. Sebab, penyakit ini menyerang berbagai jenis tanaman pisang, antara lain Pisang Kepok, Pisang Meja, Pisang Goreng, dan Pisang Ambon yang dapat ditemukan di Unit Arnoldus Janssen,” ungkap Frater Edu.


Pisang-pisang di Samping Lapangan Basket Unit Arnoldus Janssen Nitapleat Terkena Serangan Jamur Fusarium Oxysporum.

“Kami telah mempelajari beberapa cara untuk menanggulangi virus itu. Kami telah belajar dari Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc., seorang ahli dan peneliti varian layu fusarium. Menurut Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc., ada 2 (dua) cara yang dapat dilakukan untuk menaggulangi layu fusarium, antara lain: Pertama, solarisasi tanah. Langkah awal yang dilakukan ialah dengan menebang seluruh rumpun pohon pisang yang sudah terdampak. Kemudian, bersihkan area di sekitar tanaman pisang. Cangkul tanah hingga kedalaman 30 centimeter dan berikan pupuk kandang. Tahap selanjutnya ialah dengan menanam bibit pisang baru. Pemberian pupuk kompos itu dilakukan secara rutin setiap 10 hingga 12 minggu sekali pada masa awal tanam. Kedua, penggunaan fungisida yang bermanfaat dalam mengendalikan jamur fusarium patogen,” jelas Fr. Dimas Muti, SVD., anggota Unit Arnoldus Janssen Nitapleat.



King Kopra, demikian sapaan akrab Unit Arnoldus Janssen, masih bisa survive. Sebab, di satu sisi pisang-pisang Unit Arnoldus Janssen terserang virus layu fusarium, tetapi di sisi lain King Kopra masih memiliki beberapa tanaman komiditi yang tetap berbuah dan menjadi sumber dana, antara lain kelapa, alpukat, dan buah rambutan.


Halaman Depan Unit Arnoldus Janssen Nitapleat.

“Para penghuni Niceplace prihatin dengan adanya penyakit layu fusarium yang menyebabkan mundurnya kemandirian ekonomi Unit Arnoldus Janssen. Harapannya, ada tanggapan dari pihak Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero untuk membangun komukasi yang baik dengan lembaga terkait guna memberikan solusi dan dukungan dalam mengatasi permasalahan ini. Pihak Seminari Tinggi Ledalero juga bisa bekerja sama dengan masyarakat Nita - Maumere yang terkena dampak penyakit ini. Hal itu bertujuan untuk memulihkan kemandirian ekonomi Unit Arnoldus Janssen,” pungkas Frater Edu.


Penulis: Ito Kapitan, SVD

Editor: Ricky Mantero, SVD

67 views2 comments
bottom of page