top of page

Rayakan Hari Minggu Panggilan ke – 61, Komunitas Seminari Tinggi Ledalero Selenggarakan Animasi Panggilan di Paroki Reinha Rosari Kewapante

Fr. Force Nara, SVD Sedang Menjelaskan Isi Perikop Yohanes 10: 11 – 18 kepada Anak-anak SEKAMI Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere, Minggu (21/04/2024).

Ledalero – Pada Minggu (21/04/2024), Seksi Animasi Misi Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero menggandeng para Frater dari Ledalero Choir dan Unit Fransiskus Xaverius Ledalero untuk melaksanakan program animasi panggilan di Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere. Animasi panggilan ini dibuat untuk merayakan Hari Minggu Paskah IV sekaligus Hari Minggu Panggilan Sedunia ke - 61.



Dalam sambutannya, Fr. Sarnus Joni Harto, SVD., Ketua Seksi Animasi Misi Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, mengatakan, kehadiran para Frater dari Seminari Tinggi Ledalero bertujuan untuk menganimasi panggilan religius.


Para Frater dari “Ledalero Choir” Sedang Memeriahkan Perayaan Ekaristi Minggu Panggilan ke – 61 dengan Lagu-lagu yang Indah dan Merdu.

“Kami hadir di sini untuk menunjukkan bentuk panggilan yang lain di dunia ini, yaitu hidup religius misioner. Kami menantikan adik-adik sekalian untuk bergabung dalam biara apa saja. Orangtua juga dimintai bantuan untuk mendorong anak-anak menjadi anggota religius misioner, entah jadi Bruder, Suster, Frater, Romo, atau Pater,” kata Frater Sarnus, mahasiswa pascasarjana Program Studi Magister Ilmu Agama/Teologi Katolik Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.



Perayaan ekarisiti Hari Minggu Paskah IV sekaligus Hari Minggu Panggilan Sedunia ke – 61 itu dipimpin oleh Pater Otto Gusti Ndegong Madung, SVD dan dimeriahkan oleh kor dari Ledalero Choir. Terinspirasi oleh Injil Yohanes 10: 11 – 18, dalam homilinya, Pater Otto Gusti Ndegong Madung, SVD membeberkan 3 (tiga) kriteria gembala yang baik.


Para Frater dari “Ledalero Choir” dan Unit Fransiskus Xaverius Ledalero Pose Bersama selepas Perayaan Ekaristi di Gereja Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere.

Pertama, gembala yang baik mengorbankan hidupnya bagi domba-dombanya. Seperti Yesus, Yesus mengorbankan diri-Nya untuk umat manusia. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus menunjukkan cinta kepada manusia. Oleh karena itu, cinta seorang gembala yang baik tidak mengorbankan orang lain. Kedua, gembala yang baik mengenal domba-dombanya. Dalam hal ini, mengenal berarti mencintai orang-orang yang dipimpin dan dilayani. Cinta itu penting dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tutur Pater Otto, Rektor IFTK Ledalero.



Ketiga, lanjut Pater Otto, penulis buku berjudul “Post-Sekularisme, Toleransi, dan Demokrasi”, gembala yang baik memiliki wawasan yang luas.


“Dalam hal ini, gembala yang baik memperhatikan orang-orang di dalam maupun di luar ‘kandang dombanya’. Misalnya, dalam menjalankan misi, kita tidak hanya memperhatikan orang-orang Kristen, tetapi juga orang-orang lain di luar kelompok kita, agama kita, dan orang-orang yang tidak sepemikiran dengan kita. Yesus Kristus yang bangkit itu ingin mewartakan Kerajaan Allah yang universal, tidak hanya pada masyarakat-Nya, negara-Nya, dan keluarga-Nya, tetapi ke seluruh dunia. Bahkan Yesus Kristus yang bangkit mewartakan ‘perlawanan’ terhadap politik dinasti yang hanya mementingkan keluarga,” jelas Pater Otto, dosen Filsafat Politik dan Hak Asasi Manusia (HAM) IFTK Ledalero.


Pater Otto Gusti, SVD dan Pater Pice Dori, SVD Sedang Memberikan Berkat kepada Anak-anak di Gereja Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere.

Oleh karena itu, tambah Pater Otto, pada hari Minggu Panggilan Sedunia ke – 61 ini, saya mengajak anak-anak sekalian untuk mengikuti Yesus Kristus, Sang Gembala yang Baik, melalui cara yang khusus dan istimewa, yakni dengan menjadi religius misioner, entah jadi Bruder, Suster, Frater, Romo, atau Pater.



Selain Pater Otto, perayaan ekaristi itu juga diikuti oleh Pater Petrus Dori Ongen, SVD., Prefek Unit Fransiskus Xaverius sekaligus Moderator Seksi Animasi Misi Seminari Tinggi Ledalero. Dalam sambutannya, Pater Petrus Dori Ongen, SVD mengatakan, hari ini adalah hari yang berahmat karena Allah Tritunggal menyatukan kita lewat dan dalam panggilan mengikuti-Nya, baik sebagai anggota religius misioner maupun sebagai awam Katolik.


Fr. Eman Mere, SVD Sedang Memimpin Kegiatan Animasi Panggilan untuk Anak-anak SEKAMI Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere.

“Animasi panggilan hari ini dibuat untuk semua serikat, biara, atau kongregasi, dan tentunya Gereja lokal, bukan eksklusif hanya untuk SVD. Sebab, St. Arnoldus Janssen pernah mengatakan: Jika animasi panggilan di gereja dapat dilaksanakan dengan baik, maka panggilan itu datang dengan sendirinya,” ungkap Pater Petrus Dori Ongen, SVD atau yang biasa dipanggil Pater Pice.



Selain itu, tambah Pater Pice, panggilan itu berasal dari keluarga. Oleh karena itu, menurut Pater Pice, keluarga perlu membantu anak-anak muda untuk bisa mengikuti panggilan religius misioner, baik secara rohani, jasmani, spiritual, mental, dan material.


Fr. Deddy Rosari, SVD Sedang Melatih Lagu dan Yel-yel untuk Anak-anak SEKAMI Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere.

“Sebab, panggilan hidup sebagai religius misioner juga membutuhkan biaya hidup yang besar. Maka, keluarga dapat menjadi donatur pertama untuk mendukung anak-anak yang mau menjadi anggota religius misioner,” pungkas Pater Pice, dosen Teologi Pendidikan dan Teologi Interkultural IFTK Ledalero.


Selepas perayaan ekaristi, para Frater Unit Fransiskus Xaverius Ledalero melakukan animasi panggilan dengan anak-anak dari Serikat Kepausan Anak-anak dan Remaja Misioner (SEKAMI) Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere. Animasi panggilan itu dipimpin oleh Fr. Eman Mere, SVD., Ketua Pengurus Fratres Seminari Tinggi Ledalero.


Anak-anak SEKAMI Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere Sedang Mempresentasikan “Ayat Emas” dari Perikop Yohanes 10: 11 – 18 sekaligus Menyanyikan Lagu dan Yel-yel.

“Kegiatan ini meriah sekali. Anak-anak begitu bahagia dalam mengikuti kegiatan ini. Semoga anak-anak makin rajin berdoa, rajin mengikuti kegiatan SEKAMI, dan bisa menjadi anggota religius misioner di masa yang akan datang,” ujar Mama Yeni, orangtua dari salah satu anak SEKAMI Paroki Reinha Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere.



Penulis: Ricky Mantero, SVD

47 views0 comments
bottom of page