Ledalero – Pada Kamis (28/03/2024), komunitas Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero melaksanakan perayaan Kamis Putih di Kapela Agung Ledalero. Selain dihadiri oleh para Frater, Bruder, Suster, Pastor, dan karyawan-karyawati Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, perayaan itu turut dihadiri oleh umat Allah dari berbagai tempat, seperti Ende, Maumere, Nita, Wairpelit, Gere, Manggarai, Jakarta, dan lain-lain.
Baca juga: https://www.seminariledalero.org/post/jumat-agung-momen-belajar-untuk-hidup-dengan-tenang-berani-dan-tabah
Perayaan itu dipimpin oleh Pater Yanuarius Lobo, SVD., Wakil Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, dan didampingi oleh 3 (tiga) imam konselebran, yaitu Pater Ido Boleng, SVD., Pater Balthasar Rengga, SVD., dan Pater Bastian Limaheking, SVD.
Dalam kata pengantar perayaan, Pater Yanuarius Lobo, SVD atau yang biasa dipanggil Pater Yanus, menegaskan, perayaan Kamis Putih merupakan perayaan untuk mengenang Parjamuan Malam Terakhir Yesus bersama para murid-Nya. Di samping itu, lanjut Pater Yanus, pada momen Parjamuan Malam Terakhir itu, Yesus membasuh kaki para murid.
Baca juga: https://www.seminariledalero.org/post/teater-berjudul-korban-terakhir-perpaduan-kisah-nyata-dengan-kisah-kitab-suci
“Oleh karena itu, perayaan Kamis Putih merupakan perayaan penuh kasih bersama umat Allah karena Kristus telah menunjukkan kasih-Nya lewat teladan pelayanan kepada umat-Nya. Dalam hal ini, pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus terhadap para murid-Nya merupakan lambang kerendahan hati dan pelayanan yang patut kita contohi dalam kehidupan kita sehari-hari," kata Pater Yanus.
Pembasuhan kaki itu dibuat secara langsung tanpa ditambahkan dinamika dialog antara Pater Yanus sebagai pemimpin perayaan dengan para rasul yang diwakili oleh para Frater dari Unit Vincentius a Paulo Gere. Sebab, semua dialog langsung dibacakan saat pembacaan Injil oleh Pater Balthasar Rengga, SVD.
Baca juga: https://www.seminariledalero.org/post/memilah-sampah-cara-unit-gabriel-untuk-mengambil-bagian-dalam-karya-misi-allah
Dalam khotbahnya, Pater Yanus menarasikan secara terperinci makna pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus terhadap para murid-Nya pada Perjamuan Malam Terakhir.
"Umat Allah yang terkasih, pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus kepada para murid-Nya mengandung banyak makna. Sebelum Ia membasuh kaki mereka, Ia menanggalkan pakaiannya. Hal ini menjadi tanda bahwa Ia menanggalkan sisi keilahian-Nya dan melakukan tugas manusiawi-Nya. Dia mau menunjukkan kepada para murid-Nya teladan kerendahan hati dan kesiapan untuk melayani sesama. Sebab, salah satu realitas yang menunjukkan bentuk keterlukaan dunia saat ini ialah ketidakmampuan manusia untuk melayani sesama dan alam sekitar dengan kasih. Hal itu sangat sulit ditemukan saat ini. Hampir semua orang tidak mau menjadi pelayan bagi sesama. Melayani menjadi hal yang ‘hina’ bagi orang-orang yang mempunyai profesi mentereng. Bahkan bagi mereka, ketika mereka melayani orang, harkat dan martabat mereka menjadi rendah. Oleh karena itu, semua orang ingin menjadi orang yang lebih tinggi dari yang lain, sehingga bisa mendapatkan pelayanan dari mereka yang lebih rendah," tutur Pater Yanus, dosen Pengantar Teologi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.
Baca juga: https://www.seminariledalero.org/post/buang-sampah-di-tpa-nangarasong-upaya-menjadi-terang-di-tengah-dunia-yang-terluka
Maka, Pater Yanus mengajak semua umat yang hadir untuk melihat pelayanan sebagai bentuk kerendahan hati dan pengabdian kepada Kristus yang rela wafat di salib demi menebus dosa-dosa manusia.
"Saudara-saudari yang terkasih, mari kita memaknai pesan Yesus dalam perayaan ini dengan membangun suatu komitmen untuk melayani sesama dan alam sekitar dengan tulus dalam kehidupan kita sehari-hari,” pungkas Pater Yanus saat menutupi homilinya.
Baca juga: https://www.seminariledalero.org/post/menyongsong-pekan-suci-2024-komunitas-ledalero-integrasikan-ibadat-tobat-jalan-salib-dan-pengakua
Perayaan itu berlangsung dengan lancar dan kemudian dilanjutkan dengan Tuguran (menjaga Sakramen) oleh setiap unit formasi secara bergantian sejak pukul 20.00 sampai pukul 24.00.
Perayaan itu dimeriahkan oleh kor dari Unit Gabriel Ledalero. Meskipun bernyanyi tanpa musik, anggota kor Unit Gabriel tetap semangat dalam bernyanyi.
"Proficiat untuk kor yang bagus hari ini," kata Fr. Frangky Kean, SVD., Ketua Seksi Musik Vokal Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero.
Penulis: Erwin Salfianus, SVD
Editor: Ricky Mantero, SVD
コメント